Mulai hari Sabtu, 5 Juli 2025, suasana gereja Paroki Santa Maria Tak Bercela di Surabaya tidak seperti biasanya. Hari itu di halaman Paroki terlihat ada banyak romo, frater, suster, mahasiswa calon katekis, dan juga para sukarelawan. Hari itu dimulailah kegiatan MUV (Misi Umat Vinsensian) 2025, yaitu suatu kegiatan retret umat atau pembinaan yang mengikut sertakan para misionaris dan umat paroki. MUV pertama kali dipelopori oleh para imam CM yang melibatkan religius dari kongregasi lain dan juga para mahasiswa calon katekis maupun guru agama. MUV 2025 di Paroki SMTB ini mengambil tema “Mewujudkan tri-tugas Kristus sebagai gembala berpengharapan“.

Lima orang suster Misionaris Claris ikut berpartisipasi dalam kegiatan MUV. “Perintah merasul mendorong para Misionaris Claris untuk menyerahkan diri di negara-negara kristiani dan bukan kristiani, di segala lapisan sosial dan dalam kegiatan manapun dimana mereka dapat membawa nama Yesus.” (Konstitusi Suster MC no. 2)

Setelah melalui berbagai persiapan, para misionaris yang berjumlah 126 orang terjun bermisi dari tanggal 5-13 Juli, diawali dengan rekoleksi dan penerimaan Sakraman Tobat serta Misa pembukaan pada hari Minggu,  6 Juli 2025. Mereka disebar ke 11 wilayah, 58 lingkungan, hidup dan tinggal di tengah umat, mengadakan pertemuan bersama umat lingkungan, wilayah dan juga kunjungan dari rumah ke rumah. Untuk pertemuan lingkungan dilaksanakan tiga kali dengan tema yang berbeda tapi berkesinambungan. Tema pertemuan pertama adalah tentang Imamat umum” yaitu tugas yang diterima langsung karena rahmat pembaptisan. Untuk lebih mendalami tema ini, dinamika pertemuannya adalah mendalami peristiwa Kamis Putih, yaitu pembasuhan kaki yang memperlihatkan kerendahan hati dari Yesus. Dalam kesempatan itu, umat saling membasuh dan dibasuh. Maksud dari pertemuan ini adalah supaya umat menghayati keutamaan kerendahan hati yang merupakan dasar dari setiap pelayan dan pengudusan.

Bina Iman Anak

Pertemuan kedua mengambil tema “Dari Ekaristi menjadi pelaku Sabda”. Menjadi pelaku Sabda identik dengan tugas kenabian yaitu mewartakan kasih Kristus. Misteri keselamatan yang terjadi dalam Ekaristi berakhir dengan tugas perutusan, ”Pergilah kamu diutus”. Di sini umat diajak menyadari betapa mulianya tugas sebagai nabi, menjadi pewarta kebenaran; dan umat bisa menjalankan tugas ini jika mengambil kekuatan dari Ekaristi.

Pertemuan Lingkungan

Pertemuan ketiga mengambil tema “Gembala sejati: Gembala berpengharapan”. Gembala yang baik menuntun kawanan dombanya untuk berjumpa dengan Tuhan yang merupakan sumber keselamatan. Dalam pertemuan ini umat juga dituntun berefleksi tentang bagaimana hidup menggereja selama ini; hal-hal apa yang patut untuk disyukuri serta hal-hal apa yang masih perlu dibangun lagi sehingga menjadi lebih baik. Komitmen bersama berguna untuk kemajuan umat lingkungan, khususnya, serta umat paroki pada umumnya. Dalam retret ini, umat juga diberi kesempatan menerima Sakramen Tobat untuk memulai hidup baru.

Menjadi nabi di tengah umat

Selain pertemuan dengan umat lingkungan, para misionaris juga berkunjung ke rumah umat, bercakap, mendengar, serta berdoa bersama. Pada mulanya ada rasa canggung, ragu serta rasa khawatir dari umat, tapi ternyata setelah umat dan para misionaris bertemu, mereka dengan cepat akrab. Umat merasa senang dengan kehadiran para misionaris meskipun ada juga umat yang menolak kehadiran mereka. Ketika tiba waktu untuk berpisah, umat merasa kehilangan. Mereka menghantar para misionaris kembali ke tempat tugas masing-masing yang diawali dengan Misa penutup yang dipimpin oleh Provinsial CM,  RP. Antonius Gigih Julianto. Dalam pesannya Rm. Gigih berkata supaya peristiwa iman dalam kegiatan MUV ini menjadi semangat baru bagi umat paroki dalam hidup menggereja serta menebar Kasih Kristus, melakukan kebaikan setiap hari meskipun itu hal-hal kecil, dan juga menambah kekuatan baru bagi para misonaris yang mulai berkarya kembali di tempat masing-masing serta membawa mereka semua dalam doa.

Pergilah ke seluruh dunia dan beritakanlah Kabar Baik” (Mrk. 16:15). Inilah misi yang diberikan Tuhan kepada kita, dan kita dipanggil untuk mewujudkannya dengan kesatuan seluruh Gereja, melalui doa, kesaksian hidup dan karya secara langsung, demi membawa banyak jiwa kepada Allah. Semoga kita menjadi seperti teladan Madre Ines, misionaris-misionaris tanpa batas, agar semua orang mengenal dan mencintai Allah pemberi hidup. Sebab Kristus harus meraja.

(Buku doa Suster MC)

 

Sr. Andrea Venty, M.C.

Tambahkan Komentar Anda