KOMUNITAS NOVISIAT
Berawal Dari Pemberian Diri
“Inilah aku Tuhan, Engkau memanggil aku”
“Inilah adik-adik kita yang oleh cinta belaskasihan Putera Allah,
telah dipilih agar pada suatu hari, menjadi mempelai-Nya dan bagaikan tunas muda telah dipindahkan ke kebun hidup membiara, agar berkembang di dalamnya atas pemeliharaan-Nya, di bawah sinar terik matahari keadilan, yaitu Yesus Kristus yang mencurahkan cinta dalam Ekaristi-Nya yang suci”
(Madre Maria Ines)
Awal dari kisah kami adalah saat mengucapkan “Disinilah aku Tuhan, Engkau memanggil aku”. Kalimat tersebut kami ucapkan saat penerimaan, tanda kami memulai masa Postulan. Rumah Novisiat adalah palungan, Mesir dan Nazaret kami, tempat kami lahir dan tumbuh untuk mempersiapkan diri menjadi misionaris-misionaris kecil Yesus.
“Bersyukur sekali sudah diterima dalam kongregasi, itu tandanya sudah bisa pakai baju yang sama kayak Suster yang lain” ungkap sorang Postulan. Mulailah segala aktifitas kami jalani dengan penuh sukacita dan keseruan, dari hidup doa, hidup bersama dan hidup karya.
Pesan dari Beata Maria Ines:
“Tugas Biarawati Misionaris Claris bagaikan ibu penuh cinta, menaungi jiwa itu dengan doanya yang penuh semangat dan cinta, agar benih yang telah ia taburkan dapat bersemi dan tumbuh”
Selain hidup doa, kami juga memperoleh semangat dari hidup komunitas, dimana kami saling mendukung, memberi semangat dan juga bergembira melalui rekreasi, saling mengenal budaya satu sama lain, benyanyi dan belajar bersama.
Kebersamaan dalam komunitas juga kami rasakan saat perayaan ulang tahun, pesta nama dan perayaan-perayaan lain yang, meskipun sangat sederhana, mencerminkan cinta yang ada di dalam hati masing-masing kami.
Kebersamaan kami bukan hanya dalam hidup doa dan hidup komunitas melainkan juga hidup karya. Meskipun kami tidak berkarya di luar secara langsung, akan tetapi kami tetap berkarya untuk menyalurkan kreatifitas dan bakat yang kami miliki. Dalam hidup karya ini kami menjalankan beberapa aktifitas, yaitu berkebun, membersihkan rumah dan membuat produk sambal pecel dengan merk “La Paloma”.
Sukacita dalam berkarya membantu kami lebih kreatif dan inovatif. Dalam karya, kami melihat Tuhan yang selalu mendampingi dan memberikan dukungan rohani agar kami senantiasa lebih misioner dalam kontemplasi dan kontemplatif dalam bermisi.
Meski masih berada dalam rumah pendidikan, kami telah mulai menjadi misionaris dan pergi ke tanah misi yang jauh dengan dua sayap kecil kami. Sayap yang satu adalah doa dan sayap sebelahnya adalah kurban. Dengan mempersembahkan semua yang kami lakukan, alami dan pelajari, otot-otot sayap kami pun menjadi semakin kuat untuk suatu hari nanti, terbang seperti burung rajawali yang menuju ke arah Sang Matahari.