“Yang terindah yang termurni dipersembahkan hari ini”, adalah salah satu penggalan lagu persembahan di buku nyanyian Madah Bakti. Dalam Gereja Katolik Roma, ada sekelompok pria dan wanita yang karena kemauannya sendiri, mempersembahkan diri mereka demi Kerajaan Allah atau yang biasa dikatakan: bekerja di Ladang Tuhan (bdk. Mat. 19:12).
Apakah orang-orang ini lebih baik, lebih suci, lebih pandai, lebih trampil dari umat Katolik lainnya? Tentu saja tidak! Orang-orang yang dipanggil khusus ini adalah mereka yang dengan suka rela tanpa paksaan, mempersembahkan dirinya sebagai “Kurban yang hidup, yang suci dan berkenan pada Allah” (Rm. 12:1). Maka konsekuensi logis dari pilihan itu adalah: “Janganlah kamu menyesuaikan diri dengan dunia ini, melainkan berubahlah menjadi manusia berbudi baru, sehingga kamu sanggup membedakan apa yang dikehendaki Allah, apa yang baik, apa yang berkenan pada-Nya, dan apa yang sempurna”, seperti anjuran St. Paulus dalam suratnya kepada umat di Roma 12:2.
Ada kesenjangan antara cita-cita dan kenyataan dalam melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah. Tetapi Tuhan yang memanggil, Dia menghendaki agar panggilan untuk Hidup Bakti harus diperjuangkan! Panggilan Tuhan yang sudah ditanam di dalam hati setiap pria dan wanita yang mau mengikuti cara hidup Tuhan Yesus ini, harus dihayati dengan tekun, penuh penyangkalan diri, dan setia memanggul salib setiap hari dengan hati gembira, karena boleh ambil bagian dalam tugas perutusan Yesus untuk menyelamatkan jiwa-jiwa bagi Surga.
Di zaman yang semakin maju dengan perkembangan teknologi yang sangat dasyat ini, masih tetap ada orang-orang yang memilih jalan hidup ‘aneh’ bahkan ‘gila’ menurut pandangan dunia. Mengapa bisa demikian? Karena panggilan ini berasal dari Tuhan dan DIA tidak pernah ‘salah alamat’. Dari pengalaman sebagian besar kaum Hidup Bakti, mengakui bahwa mereka tidak dapat menolak panggilan Tuhan, walaupun mereka dengan sekuat tenaga menghindari, bahkan lari dari sapaan Tuhan itu. Mereka yang ‘tertangkap’ ini akhirnya dengan sukacita menjawab panggilan Tuhan, membaktikan diri kepada-Nya, mengucapkan ketiga nasihat Injil: KEMURNIAN, KEMISKINAN, dan KETAATAN untuk selama-lamanya. Melakukan berbagai karya perutusan di semua bidang-bidang kehidupan manusia, menghantarkan sesama ke jalan hidup sejahtera, dan membantu jiwa-jiwa untuk memilih Tuhan sebagai tujuan akhir hidupnya.
Berat memang tugas perutusan Tuhan, tetapi Dia, yang memanggil, selalu memberi rahmat, agar kaum Hidup Bakti ini mampu melaksanakan dengan penuh cinta, dedikasi dan dengan kesetiaan yang kreatif.
Berdoalah bagi kaum terpanggil ini agar sukses dalam pelayanan dan selalu hidup suci sesuai dengan panggilannya, sehingga mereka sungguh dapat mempersembahkan apa yang terindah dan termurni bagi Allah. Juga bagi kaum muda kita, agar mereka berani mendengar dan menanggapi panggilan suci ini. Allah masih memanggil!
Sr. Margareta Maria Alakok Bhia, M.C.

