Tanggal 2 Februari, Gereja merayakan Pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Pada perayaan ini kita diajak untuk merenungkan ketaatan Yosef dan Maria terhadap Allah dan hukum taurat, yakni empat puluh hari setelah kelahiran Yesus, Yosef dan Maria mempersembahkan Yesus di bait Allah. Tindakan yang dilakukan oleh Yosef dan Maria merupakan simbol persembahan diri dan bentuk ungkapan iman kepada Allah. Sekaligus hari ini juga kita rayakan sebagai hari hidup bakti. Maka patutlah menjadi permenungan kita bersama pada hari ini, apa yang sudah kupersembahkan kepada Allah?

 

Sr. Anastasia Haryani, MC

Bagi saya,  persembahan kepada Tuhan itu sudah saya lakukan sejak saya memilih dan memutuskan untuk menjadi biarawati. Dengan segala resiko, suka maupun duka yang saya hadapi. Dengan berproses sesuai dengan berjalannya waktu dan juga sia. Persembahan yang kedua bagi saya adalah balasan kepada kasih Tuhan yang telah terlebih dahulu mangasihi saya dengan segala kelebihan dan kekurangan saya. Persembahan selanjutnya adalah penyangkalan diri dan kurban,  yang mencakup keluarga, teman, komunitas dalam hidup bersama. Tetapi semua saya lakukan dengan kesadaran penuh untuk menyenangkan hati Tuhan dan kesucian jiwa sendiri serta keselamatan jiwa sesama.

Dalam surat santo Paulus kepada jemaat di  Roma 12:1 menyatakan bahwa

persembahan yang sejati adalah persembahan diri yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah”.

Ini adalah jawaban dari pertanyaan diatas persembahan yang hidup adalah diriku sendiri ini. Kudus yang berarti terberkati, dan berkenan kepada Allah karena ketulusan hati, apa adanya. Amin.

 

Sr. Nancy Clara Sinaga, MC

Persembahkanlah dirimu sebagai persembahan hidup yang kudus, yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.” (Roma 12;1).

Pesan Santo Paulus ini mengajak saya untuk melihat sejenak perjalanan panggilan saya hingga saat ini. Dalam perjalanan panggilan saya dan persembahan diri saya selama ini Tuhan telah memberikan begitu banyak berkat. Oleh karena itu, yang saya persembahkan kepada Tuhan adalah “pemberian diri” kepada Tuhan di mana dan kapan saja Dia kehendaki. Saya persembahkan diri saya melalui hidup doa, hidup bersama dalam komunitas dan melalui tugas perutusan. Tuhan telah memberikan kepada saya  pancaindra sebagai anugerah yang luar biasa. Tuhan memberikan dua tangan, maka saya menggunakan tangan ini untuk memuliakan Tuhan dan untuk melayani sesama. Berjalan bersama Yesus dalam pemberian diri saya setiap hari menggunakan pancainda  untuk bersyukur pada Tuhan dan melayani sesama.

Tambahkan Komentar Anda