Pernahkah Anda merasa terhimpit oleh tantangan hidup yang tidak terduga? Rasanya seperti segala sesuatu datang begitu cepat dan berat, meninggalkan kita merasa lelah, cemas, atau bahkan khawatir. Saya yakin hampir semua orang pernah merasakannya. Ketika masalah datang bertubu-tubi kita sering merasa tidak punya kekuatan untuk menghadapinya.
Namun dalam momen-momen itulah saya menemukan suatu hal yang luar biasa, yaitu doa. Mungkin bagi sebagian orang, doa hanya sekedar kebiasaan atau kewajiban. Tetapi, bagi saya, doa telah menjadi sumber kekuatan yang mengubah cara saya menghadapi kehidupan. Ada kalanya, ketika kehidupan terasa sangat menekan, saya merasa soalah tidak bisa melangkah lebih jauh. Ketika perasaan lelah dan cemas datang, doa adalah tempat untuk berhenti sejenak, mengingat apa yang benar-benar penting, dan memohon agar diberikan kekuatan.
Doa adalah bagian inti dari kehidupan spiritualitas kita, baik untuk pribadi yang mengabdikan diri dalam panggilan religius maupun bagi setiap orang yang mencari kedamaian, arah, dan kekuatan dalam hidup. Sebagai manusia, kita sering kali merasa tarbatas karena tantangan, kesulitan, atau kebingungan. Doa memberi kita kesempatan untuk berbicara dengan Tuhan, untuk berbagi perasaan, harapan, dan bahkan menjadi ketakutan kita. Bagi saya, doa bukan hanya sekedar memperoleh sesuatu. Awalnya, saya sering kali berdoa untuk meminta hal-hal tertentu: kesehatan, kebahagiaan, atau kelancaran dalam pelayanan, dan hubungan yang baik dengan orang lain. Namun semakin saya mendalami arti doa, saya mulai menyadari bahwa doa juga adalah cara untuk menyerahkan segala hal kepada Tuhan dan menerima kenyataan yang ada, dengan hati yang terbuka. Dalam doa, kita belajar untuk tidak hanya meminta tetapi juga bersyukur atas segala yang sudah diberikan Allah, baik itu yang sesuai maupun yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
Doa tidak selalu harus panjang atau penuh kata-kata indah. Kadang, doa bisa sederhana dengan makna dan harapan yang terucap dalam hati. Dalam keheningan, saya belajar untuk menyerahkan semua beban saya kepada Tuhan, dan anehnya, setelah itu saya merasa seperti ada energi baru yang mengalir dalam diri saya. Sebuah kedamaian yang datang tanpa saya mengerti. Saya tidak lagi merasa sendirian. Doa memberi saya penghiburan, kekuatan untuk terus maju meskipun tantangan tidak pernah berhenti. Dalam doa, saya juga belajar untuk bersyukur bahkan untuk hal-hal kecil yang, terkadang, terlewatkan dalam hidup sehari-hari. Mungkin tidak selalu mendapatkan jawaban yang langsung atau jelas, tetapi dalam doa kita bisa menemukan ketenangan yang membuat kita mampu melanjutkan perjalanan hidup dengan harapan.
Mungkin kita sering berpikir bahwa doa harus megah, penuh makna yang jelas. Tapi bukankah hujan tetap menjadi hujan, meski hanya setetes? Doa juga seperti itu. Doa tidak butuh keramaian, hanya kehadiran kita yang utuh. Ketika kita merasa hampa dan tidak tahu mau berkata apa, itulah saat doa yang paling jujur. Sebab Tuhan tidak menunggu kata-kata kita, Dia menunggu hati kita. Dia mendengar suara yang tidak kita sadari, memahami rasa yang tidak kita tahu bagaimana mengungkapkannya.
Maka, biarkan doamu menjadi nafasmu, tak perlu sempurna, cukup nyata. Sebab pada akhirnya, bukan kata- kata yang sampai ke langit, melainkan rindu yang melampaui bunyi, seperti bayangan yang menyentuh cahaya, atau embun yang membisikan rahasia kepada pagi.
Sr. Rosadalima Ngguwa, M.C.