Menurut Katekismus Gereja Katolik, pemurnian terakhir bagi orang-orang beriman disebut api penyucian atau purgatorium (lihat KGK no. 1030-1032), yang bukan merupakan sebuah tempat, melainkan suatu proses. Api penyucian bukanlah hukuman bagi orang-orang berdosa, namun yang menjadi penderitaan di purgatorium ini adalah belum terpenuhinya kerinduan yang sangat besar dari jiwa-jiwa untuk segera memandang wajah Allah.

Salah satu ‘nama’ Bunda Maria yang kita sebut dalam Litani adalah Pintu Surga. Ini menunjukkan kepercayaan Gereja yang besar terhadap penyertaan Bunda Maria kepada setiap jiwa, tidak hanya selama peziarahan mereka di dunia, melainkan juga di saat-saat jiwa tersebut berada di Api Penyucian, sampai saat pengadilan terakhir.

Magisterium Gereja, didukung oleh kesaksian orang-orang kudus menegaskan hal ini. Santa Brigitta dari Swedia dan Santa Faustina Kowalska juga menekankan penghiburan yang diberikan Bunda Maria kepada jiwa-jiwa di Api Penyucian. Santa Faustina juga menggambarkan bagaimana jiwa-jiwa yang menderita karena begitu merindukan Allah, dapat merasakan kelegaan saat memanggil nama Bunda Maria.

Santo Alfonsus Maria de Liguori dalam karya tulisnya yang berjudul “Kemuliaan-Kemuliaan Maria” mendedikasikan satu bab yang menjelaskan bagaimana Santa Perawan Maria meringankan penderitaan jiwa-jiwa di Api Penyucian. Menurut Santo Alfonsus, Bunda Maria menjadi seorang ibu yang membantu jiwa-jiwa yang berdevosi padanya, bahkan memperpendek waktu mereka di Api Penyucian. Menurut tradisi yang diceritakan, ketika Bunda Maria diangkat ke surga, dia meminta kepada Yesus, Putranya, untuk membebaskan jiwa-jiwa di Api Penyucian. Sehingga umat beriman sangat percaya bahwa, terutama di hari-hari pesta yang dirayakan Gereja, Santa Perawan dengan didampingi para malaikat mendatangi jiwa-jiwa di Api Penyucian dan membawa mereka menuju surga.

Diceritakan dalam kisah hidup Beata Katarina dari Santo Agustinus, di dekat tempat tinggalnya hidup seorang wanita bernama Maria yang merupakan pendosa sejak masa mudanya, sehingga di masa tuanya dia diusir dari desa dan harus hidup dalam sebuah gua. Di sana, wanita itu mati seorang diri tanpa menerima bantuan-bantuan rohani terakhir (seperti Sakramen Perminyakan, Komuni Kudus, maupun Sakramen Tobat). Jenazahnya pun dikuburkan di satu ladang kosong yang tidak ada pemiliknya. Katarina adalah seorang biarawati yang sering mendoakan jiwa-jiwa di Api Penyucian. Setelah mendengar tentang kematian wanita yang bernama Maria itu, dia bahkan tidak berpikir untuk mendoakan jiwa Maria, karena Katarina pun seperti orang kebanyakan, tidak menyukai Maria selama hidupnya.

Empat tahun kemudian, dia mendapat penampakan dari jiwa yang sangat menderita dan yang berkata kepadanya:

  • “Suster Katarina, betapa malangnya aku! Engkau mendoakan jiwa-jiwa yang meninggal, hanya engkau tidak berbelas kasih terhadapku!”
  • “Siapa kamu?”, tanya Katarina.
  • “Aku adalah Maria, yang mati di gua.”
  • “Tapi, kamu sudah selamat?”, tanyanya.
  • “Ya! Aku sudah diselamatkan karena belas kasih Santa Perawan Maria.”
  • “Tapi… bagaimana mungkin?”
  • “Ketika berada di ambang maut, aku melihat diriku yang penuh dosa, dibuang, dan ditinggalkan sendiri oleh semua orang, maka aku berpaling pada Sang Bunda Allah dan berkata kepadanya, ‘Ibu, engkaulah perlindungan bagi orang yang disingkirkan, saat ini aku berlindung padamu, engkaulah satu-satunya harapanku, hanya engkau yang dapat membantuku. Kasihanilah aku!’ Maka Santa Perawan memperolehkan bagiku penyesalan yang mendalam atas dosa-dosaku. Aku mati dan diselamatkan! Dan sekarang Sang Ratuku telah mengabulkan permohonanku dan mempersingkat penderitaan berat ini yang seharusnya kutanggung selama bertahun-tahun. Saat ini aku membutuhkan beberapa Misa Kudus untuk dapat bebas dari Api Penyucian ini. Tolonglah aku, mohonkanlah Misa-Misa Kudus dipersembahkan bagi keselamatan jiwaku, dan aku berjanji akan selalu mendoakanmu di hadapan Allah dan Bunda Maria.”

Bunda Maria, perlindungan bagi orang berdosa, Pintu Surga, doakanlah kami.

 

Sr. Carla Nugroho, M.C.

Tambahkan Komentar Anda