Di tengah ketidakpastian Dunia serta maraknya kemajuan teknologi yang tak terbendung, kehidupan kita pun terseret kepada gaya hidup serba instan dan serba mudah, bahkan dalam ranah kehidupan spiritual. Minat berdoa dan praktik hidup spiritual lainnya dibuat sedemikian rupa hanya untuk ditanyangkan di layar kaca semata. Realitas hidup seperti ini sering kali kita jumpai dalam hidup kita sehari-hari. Kalau kita berefleksi secara mendalam, kehidupan sejatinya adalah sebuah aksi “di sini” dan “saat ini” (hic et nunc). Untuk dapat menjalani kehidupan yang bermutu dalam iman, kita mesti dapat bertahan dalam semangat Injil dan tak mudah terbawa oleh arus zaman yang makin hari makin menggerogoti jiwa kita. Kita membutuhkan kekuatan spiritual yang teguh dan benar-benar membawa pengaruh yang kuat dan positif dalam keluarga, komunitas-komunitas, maupun lingkungan di mana kita berada.
Di Bulan Maria ini, kita dapat menemukan kembali diri kita yang mungkin telah terpengaruh oleh Dunia, sebab Bunda Maria hadir, menjadi cermin, model yang cocok untuk menuntun kita kembali ke jalan yang benar. Dia yang membawa kepada kita harapan yang teguh akan kasih Allah yang selalu dekat dengan umat-Nya. Kedekatan dengannya mengantar kita semakin dekat dengan Putera-Nya. Bersama Bunda Maria, kita bisa memberi kesaksian kepada dunia, bahwa di tengah kehidupan hedonis yang ditawarkan, benih-benih Injil Kristus masih terus bertumbuh dan memberi buah yang berlimpah dalam kehidupan.
Di tengah ketidakadilan dunia dan gencarnya peperangan, Tuhan, dengan perantaraan Bunda-Nya, selalu hadir untuk menyalurkan rahmat kepada kita. Namun, apakah ada yang mau? Bulan Rosario adalah bulan kemesraan dalam doa dengan semangat ke-Maria-an. Iman dan harapan Bunda Maria semestinya lahir di dalam hati kita masing-masing.
Dalam persatuan dengan Bunda Allah, kita dituntun untuk senantiasa menjadikan Kristus sebagai jalan hidup kita. Sang Ibu tak pernah tersesat, sebab dia tahu dan mengenal Jalan itu. Karena itu kita pun tak mungkin akan tersesat. Di tengah peziarahan hidup di dunia ini tak ada yang dapat membawa kita lebih dekat kepada Kristus kalau bukan melalui jalan kepastian ini.
Doa “Salam Maria” yang kita daraskan dalam biji-biji rosario merupakan tangga-tangga kecil menuju surga dimana kita merenungkan misteri-misteri Kristus dan Bunda-Nya, yang menjadikan hidup kita semakin dekat dengan Allah. Paus Fransiskus mengingatkan kita bahwa Doa Rosario adalah doa yang menemani hidup sehari-hari, adalah doa orang-orang sederhana dan doa orang-orang kudus. Dalam doa bersama Maria dan dalam perantaraannya, kita menguduskan hari-hari hidup kita dengan mempersembahkan seluruh dimensi hidup kita bersama misteri hidup Kristus dan Bunda-Nya kepada Allah Bapa. Semoga di Bulan Rosario ini, iman kita semakin diteguhkan dan kehendak kita mampu menolak segala tawaran Dunia. Harapan kita semakin dikobarkan dan cinta kasih kita menggerakkan sesama yang lemah dan jatuh untuk bangkit kembali dan menatap masa depan dengan semangat baru. Semoga di dalam Doa Rosario, kita diteguhkan kembali dengan cara yang ajaib oleh kasih keibuan Santa Perawan Maria. ¡AVE MARIA!
Sr Felisia Ketut, M.C.