Nama Maria tentu tidak asing bagi umat Katolik karena sosoknya yang begitu dekat dengan umat Katolik. Banyak tempat ziarah atau taman doa yang didedikasikan untuk menghormatinya. Karena rasa hormat yang begitu tinggi maka banyak sebutan yang diberikan kepada Bunda Maria. Salah satu sebutan yang sering kita dengar dalam Litani doa Rosario adalah “Ratu”. Maria Ratu para Nabi, Maria Ratu para pengaku iman, Maria Ratu para perawan, Maria Ratu para keluarga dan masih banyak lagi. Lalu dalam masa Paska kita mendoakan doa Ratu Surga, sebagai pengganti doa Malaikat Tuhan atau Angelus. Setiap tanggal 22 Agustus Gereja merayakan peringatan Wajib Santa Perawan Maria Ratu. Gelar Maria sebagai Ratu tentu tidak dapat dipisahkan dari Yesus yang telah dilahirkanNya. Yesus yang merupakan Raja atas Surga dan dunia maka Maria sebagai Bunda-Nya juga layak disebut sebagai Ratu Surga.
Ke-ratuan Maria ditegaskan pula dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) No. 966 yang mengatakan, “Akhirnya Perawan tak bernoda, yang tidak pernah terkena oleh segala cemar dosa asal, sesudah menyelesaikan perjalanan hidupnya di dunia, telah diangkat memasuki kemuliaan di surga beserta badan dan jiwanya. Ia telah ditinggikan oleh Tuhan sebagai Ratu alam semesta, supaya secara lebih penuh menyerupai Puteranya, Tuan di atas segala tuan, yang telah mengalahkan dosa dan maut” Lantas, karena Maria adalah Ratu Surga, apakah Maria begitu jauh dengan kita ? Tidak. Beata Maria Ines berkata, “Biarpun demikian besar keagungan, biarpun keistimewaan-keistimewaannya yang unik itu, biarpun keelokannya….tapi dia adalah juga Bundaku. Demikian pula dalam penampakan Bunda Maria kepada Juan Diego, Bunda Maria berkata, “Tidakkah aku ada di sini, bukankah aku ibumu? Bukankah aku hidup dan kesehatanmu? Tidakkah engkau berada dalam pangkuanku dan menjadi tanggunganku? Masihkah kamu membutuhkan sesuatu yang lain, anakku? Kamu yang kucintai dengan mesra laksana seorang anak kecil dan lemah”.
Maria, yang senantiasa menemukan Allah dalam setiap peristiwa kehidupan, akan menolong kita juga untuk melihat kehendak Allah atas diri kita, bila kita memintanya. Bunda maria yang hatinya tertembus pedang, setia menemani Yesus sampai wafat, akan menolong kita untuk menerima salib dengan damai. Jangan takut dan ragu datang pada Maria.
Bagaimanakah relasiku dengan Bunda Maria selama ini ?
Apakah aku datang padanya dengan kesadaran sebagai seorang anak kepada Ibunya ?
Salam bagimu, ya Ratu surga dan bumi!
Di bawah kekuasaanmu, tunduk segala sesuatu yang diciptakan Allah.
Salam bagimu, ya perlindungan aman bagi para pendosa!
Belas kasihmu yang berlimpah senantiasa menyertai semua orang.
(Buku Doa MC)
Sr. Andrea Venty, MC