Pada suatu pagi ada sorang anak yang penasaran ingin tahu apa saja kegiatan Suster-suster Misionaris Claris  di hari Kemerdekaan RI.  Mau tahu ceritanya ? Mari kita simak…

Gaby   : Suster, kami ingin ngobrol-ngobrol sebentar dengan suster….Kami penasaran apa saja kegiatan para suster di hari Kemerdekaan ini  ? Kalau di RT, RW, di kampung-kampung biasanya ada macam-macam; ada perlombaan, ada karnaval, jalan sehat, senam bersama, dll.

Suster  :  Pertanyaan yang menarik.

Begini….meskipun kami para Suster hidup di dalam biara, bukan berarti kami tidak mengikuti perkembangan yang ada. Kami tetap megikutinya lewat berita-berita, termasuk tentang HUT RI yang ke 79 ini. Sebagaimana  Mgr.Soegijapranata mengatakan bahwa kita harus menajdi  100% Katolik, 100 % Indonesia, bahkan para uskup dalam sidang KWI menambahkan 100% Pancasilais, maka kami juga ikut mensyukuri kemerdekaan bangsa Indonesia. Dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 RI, kami komunitas Surabaya mengadakan perlombaan membuat tumpeng mini. Dalam lomba ini kami dibagi dalam 3 kelompok, panitia sudah menyiapkan bahan matang untuk tumpeng yaitu nasi, mie goreng, kering kentang, telur dll sedangkan bahan yang bukan dari makanan seperti mangkok, daun pisang serta segala hiasannya para peserta mencari sendiri sesuai dengan kreativitasnya masing-masing. Waktu perlombaan berlangsung selama 30 menit. Setelah berhasil membuat tumpeng, masing – masing kelompok mempresentasikan hasil nya kemudian  membuat yel-yel dan menyanyikan satu lagu nasional. Tumpeng yang dibuat secara kelompok tadi kami makan bersama untuk makan malam. Salah satu penilaian untuk menang adalah tumpeng harus habis. Maka semua kelompok bekerja sama untuk menghabiskan tumpeng, hehehe………

Gaby   : Wah…..seru ya Suster. Terus ada apa lagi Suster  ?

Suster  : Selain itu kami juga mengucap syukur pada Tuhan atas hari Kemerdekaan Indonesia berdoa untuk para pahlawan yang telah meninggal. Rasa syukur dan doa  itu kami persembahkan dalam  ibadat harian bersama di Kapel. Kapel pun juga dihias dengan nuansa merah putih. Tidak hanya kapel yang dihias, tapi juga kamar makan dan ruangan yang lain, sehingga biara menjadi lautan merah putih. Kemudian, para Suster juga mengikuti upacara bendera di sekolah bersama dengan anak-anak. Ada yang menjadi peserta upacara dan ada pula yang menjadi Pembina upacara.

Nah…….Itulah rangkaian kegiatan Suster untuk ikut memeriahkan HUT ke-79 RI.

Gaby   : Ada pertanyaan lagi suster….

  Apa arti kemerdekaan Bangsa Indonesia menurut Suster  ?

Suster  : hmmm…..Sebelum menjawab pertanyaan itu, Suster mau mengajak melihat ke belakang sebentar sebelum muncul kata merdeka. Kalau orang berkata “merdeka, merdeka” dengan rasa gembira, senang seolah  bebas dari belenggu yang mengikatnya, maka dapat  dikatakan bahwa orang itu dalam keadaan ketakutan, tertekan atau terpaksa.  Untuk mencapai kata merdeka perlu ada suatu perjuangan serta usaha yang kuat dan terus menerus untuk mencapai kemerdekaan. Jadi, kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dapat diartikan bebas dari segala bentuk penjajahan dan penindasan serta tekanan dari bangsa lain. Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hasil perjuangan keras dan panjang dari para pendahulu kita. Tugas kita saat ini adalah mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dengan menjaga senantiasa persatuan dan kesatuan bangsa. Bangsa yang bersatu tidak akan mudah diperalat oleh bangsa lain.

Gaby  : Terima kasih Suster untuk sharing kegiatan para suster dalam rangka ikut memeriahkan kemerdekaan Indonesia.  

Waahh…..ternyata para suster di biara juga terbuka untuk mengungkapkan rasa berbangsa dan bertanah air Indonesia. Sekarang menjadi tugas kita semua ya suster untuk mengisi kemerdekaan demi kemajuan bangsa Indonesia.

Suster : Betul seperti RA Kartini pernah berkata, “Kemerdekaan bukanlah tujuan akhir, tetapi awal dari perjuangan untuk membangun negara yang lebih baik.” Mari kita mengisi kemerdekaan dengan bersikap jujur, bekerja giat, belajar yang rajin dan mau berusaha.

 

“Agar persatuan dan kepedulian tak semakin pudar,
teruslah menjunjung tinggi sila ketiga Pancasila,
persatuan Indonesia”. (Bung Hatta)

Sr. Andrea Venty, MC

Tambahkan Komentar Anda