Relasi mendengarkan

3

Dalam tulisan sebelumnya dikatakan bahwa mendengarkan mempunyai relasi yang luas, yakni relasi dengan Tuhan, sesama dan alam semesta. Bagaimana relasi itu terjadi ?

  1. Relasi dengan Tuhan.

Tuhan bersabda kepada manusia melalui Kitab Suci, dan hal ini bisa dipahami dengan baik apabila kita tekun dan terbuka pada Sabda Tuhan yang tertuang dalam hukum cinta kasih. Apabila kita mau mendengarkan dan melaksanakan Sabda Tuhan, maka kita akan menjadi semakin serupa dengan Dia dan secitra dengan Nya. Dengan demikian relasi dengan Tuhan menjadi semakin baik.

  1. Relasi dengan sesama.

Mendengarkan sesama dengan baik akan mempererat persahabatan, mengurangi konflik, menumbuhkan rasa saling mengerti dan percaya, juga bisa menambah pengetahuan serta menciptakan kedamaian dan suasana yang harmonis. Kita dapat merasakan betapa indahnya apabila dalam keluarga, kelompok-kelompok atau komunitas para anggotanya saling mendengarkan dengan tulus. Keinginan menciptakan “rumah Betania” akan terwujud. Di Betania tidak ada kata saling curiga, ingin menang sendiri ataupun iri hati. Semua saling terbuka, menerima, percaya dan dengan demikian kasih pun meraja.

  1. Relasi dengan alam semesta.

Tuhan  berbicara kepada manusia melalui alam semesta. Jika kita ingat sebagian lirik lagu Ebit G Ade yang berjudul “ Untuk kita renungkan” yaitu….Anak menjerit-jerit, asap panas membakar, lahar dan badai menyapu bersih, ini bukan hukuman, hanya satu isyarat bahwa kita mesti banyak berbenah…….Itulah suara jeritan alam yang saat ini sudah mulai rusak. Apakah manusia mau mendengarkannya ? Banyak tanah longsor, banjir, kekurangan air bersih dll. Apakah manusia mau berbenah untuk tidak serakah terhadap alam. Jika manusia mau mendengarkan suara alam dan tidak serakah tentunya bencana alam bisa dikurangi. Go green…., gerakan penghijauan……….merupakan salah satu upaya manusia untuk mendengarkan jeritan alam. Jika manusia bersama-sama bertanggung jawab pada alam, maka alampun akan ramah kepada manusia.

“Keterbukaan hati memungkinkan kedekatan dengan Tuhan, sesama dan alam semesta” (Surat Apostolik Paus Fransiskus Evangelii Gaudium artikel 171)

Sr.Andrea Venty, MC

Tambahkan Komentar Anda