Makan bersama merupakan salah satu cara merayakan hari istimewa. Misalnya ketika ada salah satu anggota keluarga berulang tahun, keluarga akan mengundang kerabat atau teman atau rekan kerja untuk makan bersama. Sepintas nampak sangat sederhana dan sangat biasa, namun bagi anak-anak yang sedang merayakan ulang tahun, makan bersama menjadi momen yang sangat istimewa.
Seperti yang terjadi pada anak-anak TK Santa Clara Surabaya dalam beberapa hari terakhir ini.
“Wah, dia sudah tidak sabar. Setiap pulang sekolah ceritanya sama bahwa hari Senin akan pesta ulang tahun sekolah. Anak-anak harus memakai pakaian pesta. Yang cewek memakai dress pesta dan yang cowok memakai dasi, dan akan makan bersama. Kalau makan bersama, semuanya harus duduk.
“Woowww suster, anak-anak pasti akan senang sekali. Terimakasih suster dan tim”.
“Acara masih Senin tapi sudah heboh dari kemaren. Pulang sekolah saya dikejar dengan baju cantik, ada pesta di sekolah. Mau pake baju cantik yang ada itu-itunya itu lho, kayak punya anak cewek yang pake di kepala tapi anak cowok pake di leher”.
Itulah cerita yang diungkapkan sebagian orangtua anak-anak TK Santa Clara Surabaya atas adanya informasi bahwa anak-anak akan merayakan pesta nama pelindung sekolah. Begitu antusiasnya anak-anak dan tidak sabra untuk mengikutinya.
Ya, inilah pesta nama pelindung sekolah; Santa Clara, yang secara resmi dirayakan oleh gereja setiap tanggal 11 Agustus. Namun karena tahun ini tanggal 11 Agustus jatuh pada hari Minggu, maka kami merayakan bersama seluruh unit di Yayasan Puspita Kencana pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024 dengan perayaan Ekaristi Bersama di Gereja Paroki Santa Maria Tak Bercela, Surabaya. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh RD. Ignatius Sadewo dan dihadiri oleh semua murid dari Unit Playgroup bersama orangtua, unit TK, unit SD dan SMP, beserta para Suster Misionaris Claris (MC), Bapak Ibu Guru dan seluruh mitra kerja Yayasan.
Unit TK melanjutkan perayaannya pada Hari Senin, 12 Agustus 2024. Dengan mengenakan pakaian pesta, semua anak nampak antusias dan penuh sukacita. Beberapa anak laki-laki dengan bangga memamerkan dasi kupu-kupu yang dikenakannya hari itu, demikian juga anak-anak perempuan. Mengenakan gaun seperti princess dengan berbagai warna, mereka juga menceritakan gaun cantiknya dengan bangga. “Mama bilang: kalau pakai gaun cantik, tidak boleh main sepeda nanti kesrimpet” seru salah satu murid B1. Suasana pesta pun makin semarak dengan aktivitas membuat topi Santa Clara, selanjutnya tidak lupa untuk mengabadikan momen special dengan foto bersama.
Pesta menjadi makin sempurna dengan makan bersama menu kesayangan anak-anak, yaitu mie pangsit dan bakso. Semuanya makan dengan lahap.
“Mie-nya enak. Aku suka” kata Joyleen murid TK B2.
“Aku suka sayur”, kata Joscha menimpali sambil menyendok sayur sawi ke piringnya.
“Mie-ku pasti akan sangat sedap”, kata Ryusei sambil menambahkan bawang goreng dan irisan daun bawang ke piringnya. “
“Aku sudah makan di rumah, tapi sekarang aku mau makan lagi. Mie-nya enak”, kata Yuri.
“Suster, boleh nambah, nggak? Tanya Hiero sambil berdiri membawa piringnya.
“Boleh, silakan, jawabku sambil mempersilakan murid TK A1 tersebut menuju meja hidang.
Inilah cara TKK Santa Clara merayakan pesta nama pelindung sekolahnya, yakni dengan makan bersama. Selain sebagai bagian dari rangkaian acara pesta nama, makan bersama juga menjadi salah satu sarana bagi guru untuk memantau perkembangan motorik anak, khususnya kelenturan jari ketika memegang sendok dan garpu. Selain itu, makan bersama mampu menstimulasi nafsu makan anak-anak yang sulit untuk makan, dan membiasakan mereka untuk makan sayur.
Selain anak-anak yang antusias, Bapak dan Ibu komite sekolah pun tidak kalah antusiasnya. Mereka melayani anak-anak ini sejak pagi untuk anak TK B sampai siang hari untuk anak TK A. Tidak hanya pengurus komite yang terlibat, beberapa orangtua murid pun turut ambil bagian dalam pesta ini. Demikian juga dengan guru-guru. Semuanya dengan penuh semangat mempersiapkan acara ini, mulai dari menata tempat, menyiapkan meja dan kursi makan, menghias panggung, menyiapkan bahan aktivitas serta piñata bagi anak-anak.
Tidak heran kalau waktunya menjadi lebih panjang, sehingga piñata tidak bisa dimainkan pada hari ini.
Namun, orangtua dan semua penjemput nampak sabar menunggu putera/puterinya.
Inilah cara kami merayakan pesta nama pelindung sekolah kami. Kalau kamu…?
Eh, besok kami akan berbagi cerita tentang piñata ya…
Sampai jumpa….
Sr. Marselina Siu, MC