Sekolah Menengah Pertama Katolik Santa Clara merupakan salah satu sekolah yang ada di Surabaya dan sudah dikenal oleh masyarakat luas. Sekolah ini, selain memberikan pendidikan ilmu bagi peserta didik juga memberikan pendidikan iman, karakter, budi pekerti yang tentunya sangat berguna bagi mereka di kemudian hari. Demikian pula dengan memperhatikan bakat dan minat dari para peserta didik, sekolah memfasilitasi dengan adanya berbagai ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang ada adalah Santa Clara Choir yang sering disebut dengan SCC. Seiring dengan berkembangnya waktu dan dibimbing oleh conductor yang berpengalaman, Santa Clara Choir telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa terhadap seni suara. Mereka tak segan-segan terus menerus belajar dan berlatih menjadi yang terbaik hari demi hari. Untuk menguji kemampuan mereka, dengan penuh keyakinan merekapun mengikuti berbagai perlombaan baik tingkat nasional maupun internasional. Pada tahun 2023 mereka berhasil meraih juara 1 dan mendapatkan Gold medal Teenagers Choir Fespa Ubaya di Universitas Surabaya dan peringkat ke 2 di Grand Champion Fespa Ubaya di Universitas yang sama. FESPA UBAYA ( Festival Paduan Suara Universitas Surabaya ) merupakan kompetisi menyanyi tingkat nasional.
Pada tahun 2024 Santa Clara Choir mengikuti kompetisi tingkat internasional dengan berpartisopasi dalam TICC (Taipei International Choral Competition) di Taiwan tepatnya di Soochow University Song -Yi Hall Taipe,Taiwan. Kompetisi ini termasuk kompetisi berkualitas tinggi dengan juri internasional yang tidak diragukan lagi di dunia permusikan dan Tarik suara. Para juri itu berasal dari Bulgaria, Canada, Indonesia, Italia, Malaysia dan Taiwan.
Dengan usaha dan berlatih keras serta doa dan dukungan dari bebagai pihak SCC berhasil masuk dalam Grand Prix Competition yang dilaksanakan di National Concert Hall Taiwan setelah menyisihkan peserta dari Malaysia, Filipina serta Taiwan. Lagu-lagu yang membawa mereka berhasil masuk Grand Prix dengan nilai 91,93 adalah Nyiur Hijau cipt R. Maladi yang menggambarkan rasa cinta tanah air Indonesia dengan alam dan pantai yang indah membawa rasa syukur pada Tuhan yang hendaknya selalu kita jaga dan lestarikan. Kyrie versi Korea yang ditulis oleh Komposer Korea Hyun Chul Lee dan lagu Nothin Gonna My feet yang diarransemen oleh Greg Gilpin merupakan lagu rohani yang berisi tentang jika kita berjalan bersama Tuhan, maka kita tidak akan tersesat dan jatuh.
Suasana mengharukan terjadi saat mereka tahu bahwa mereka masuk babak Gran Prix, rasa syukur dan bangga menjadi satu. Rahmat Tuhan sungguh luar biasa. Dengan semangat baru mereka bersiap untuk maju dalam lomba hari berikutnya. Berlatih dan terus berlatih tanpa mengenal waktu dengan diiringi doa, semua berjalan dengan baik. Akhirnya tanggal 2 Agustus 2024 ,SCC kembali berlomba dengan 10 peserta dari berbagai kategori dan negara. Para peserta Grand Prix tersebut adalah :
Coro Semplice : Indonesia
Halo Choir : Taiwan
Santa Clara Choir : Indonesia
Taipei First Girl High School Choir : Taiwan
Tarlac State University Choral : Filipina
The Youth Choir of The Unique Atayal College : Taiwan
Universitas Indonesia Student Choir Paragita : Indonesia
University of Baguio Voice Chorale : Filipina
University of Mindanao Chorale : Filipina
Ying Wa College Choir : Hongkong
Setelah semua peserta membawakan lagu-lagunya, tibalah saat yang dinantikan yaitu pengumuman para pemenang. Lagi-lagi Tuhan menunjukkan kasih dan kebesarannya, SCC berhasil meraih juara 3. “Puji Tuhan” langsung terucap dari para anggota SCC dengan rasa terkejut serta tidak percaya.
Itulah sebagian kegiatan SCC dalam mengembangkan bakat serta kemampuan dari Tuhan. Selain dalam dunia perlombaan, SCC juga berpartisipasi dalam kegiatan rohani. Beberapa kali mereka telah mengiringi Misa di Gereja Katolik. Semoga hidup kita juga menjadi suatu madah dan lagu syukur terus menerus kepada Tuhan seperti yang diakatakan Beata Maria Ines, “Yesus, aku mau, menjadikan hidupku sebuah madah cinta dan syukur yang tak kunjung putus”.
Sr. Andrea Venty