Telinga yang terbuka
2
Indra pendengaran menjadi kebutuhan utama untuk mengetahui keadaan di sekitar kita. Untuk mendengarkan berita-berita aktual yang sedang terjadi di dunia. Dalam mendengarkan yang diperlukan adalah telinga yang terbuka. Bagaimana kita dapat mendengarkan dengan baik jika telinga kita tertutup? Jika kita merasa ada yang aneh dengan telinga kita, kita akan cepat – cepat pergi ke dokter telinga untuk diperiksa, apa yang menyebabkan pendengarkan terganggu dan berkurang. Ada rasa khawatir jika kita menjadi tuli. Telinga fisik dapat disembuhkan dengan perantaraan dokter telinga. Bagaimana jika telinga hati yang tuli ?
Perikop dalam Injil Markus 7: 31-37, menceritakan kisah Yesus yang menyembuhkan seorang yang tuli. Singkat cerita Yesus berkata, “Efata” yang berarti terbukalah dan seketika itu juga terbukalah telinga orang itu. Dalam perumpamaan ini, orang tuli tersebut mewakili kita manusia yang seringkali tuli terhadap suara Tuhan, sesama dan alam yang berbicara kepada kita. Maka untuk mendengarkan dengan baik, pertama-tama kita mohon pertolongan Tuhan untuk membuka telinga kita supaya kita dapat mendengarkan dengan baik. Secara fisik mungkin kita memiliki telinga yang utuh dan normal, namun pada saat yang bersamaan kita bisa saja tuli terhadap suara Tuhan yang berbicara lewat Kitab Suci, kita juga tuli terhadap hukum kebenaran, dan terhadap nasehat-nasehat bijak yang membawa pada kebaikan. Jika kita mengikuti berita-berita, bukankah itu yang terjadi saat ini ? Pelanggaran hukum tidak jarang terjadi karena manusia tuli pada suara hati yang berakibat kekacauan serta ketidak adilan. Selain mohon pada Tuhan untuk membuka telinga kita, kita juga perlu mohon supaya Tuhan meredakan keributan hati kita yang penuh dengan kekhawatiran-kekhawatiran dunia yang menyebabkan ketulian telinga dan hati.
Bersama-sama kita memohon, “ Datanglah Roh Cinta yang Kudus, Dan siapkan hati kami untuk mampu mendengarkan”
Sr.Andrea Venty, MC