Mendengarkan Dalam Hening
1

    Setiap manusia diciptakan Tuhan dan dianugerahi panca: mata, hidung, mulut, telinga serta lidah indra supaya manusia bisa memuji dan menikmati alam ciptaanNya.  Pada tulisan kali ini kita akan memberi perhatian pada alat pendengaran yaitu telinga. Telinga merupakan alat yang penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam berkomunikasi. Untuk berkomunikasi yang baik diperlukan kesediaan mendengarkan dengan seksama terhadap lawan bicara. Adanya pertengkaran, salah paham, kekacauan, kehancuran bahkan mungkin perceraian, seringkali disebabkan karena kurang mendengarkan. Sepintas kata “mendengarkan” adalah hal sepele yang biasa kita lakukan setiap hari, tapi ini merupakan penyebab keadaan sekitar kita menjadi baik atau buruk. Kalau kita mendengarkan dengan baik, maka segala hal buruk seperti di atas dapat dihindarkan dan sebaliknya bila kita tidak mendengarkan dengan baik hal buruk bisa saja terjadi. Mendengarkan bukan berarti mencari siapa yang paling pandai berbicara, beradu argumentasi atau mau menguasai yang lain. Mendengarkan adalah suatu tindakan mau menerima, memahami serta mengerti kata-kata dari lawan bicara, memperhatikan apa yang sedang dibicarakan. Mendengarkan dengan baik bukan hanya memahami kata – kata yang disampaikan tetapi juga memahami perasaan, harapan serta gejolak hati dari lawan bicara. Mendengarkan bukan hanya denga telinga fisik, tetapi dengan telinga hati.

     Jika diperhatikan lebih dalam, kata mendengarkan mempunyai relasi yang luas. Relasi dengan Tuhan, sesama dan alam semesta. Dalam mendengarkan dengan baik, satu hal yang diperlukan yaitu keheningan hati. Tuhan berbicara kepada manusia dalam bebagai peristiwa. Jika dahulu Tuhan berbicara kepada manusia melalui para nabi dan rasul, sekarang ini Tuhan berbicara kepada manusia melalui alam, sesama maupun orang yang ada di sekitar kita dan melalui segala peristiwa dalam kejadian hidup. Tuhan berbicara tanpa kata – kata dan bahasa manusia. Jadi, bagaimana dapat mendengarkan suaraNya ? Hening……keheningan adalah cara mendengarkan suara Tuhan yang lembut dan tersirat dalam peristiwa hidup. Suara Tuhan terdengar melalui telinga hati.

Di tengah hiruk pikuk dan keributan saat ini, masihkah kita mau untuk sejenak hening mendengarkan suara Tuhan atau paling tidak adakah kemauan serta kerinduan untuk hening sejenak mengenali suara Tuhan ?

Maria, wanita pendengar, buatlah agar telinga kami terbuka, sehingga kami mampu mendengarkan Sabda PuteraMu Yesus, dari antara jutaan kata-kata yang ada di dunia ini (Pac-MC)

Sr. Andrea Venty, MC

Tambahkan Komentar Anda