Kerahiman berasal dari Bahasa Latin : Misericordia, Yunani: heleos, Bahasa inggris Mercy. Kata “rahamin” berkaitan dengan kata “rehem” yang artinya rahim atau kandungan. Dengan demikian rahamim (kerahiman) adalah sifat kasih Allah yang serupa dengan sifat rahim seorang ibu. Seperti rahim yang melindungi, menghidupi, menghangatkan, memberi pertumbuhan, menjaga, membawa ke mana-mana, demikianlah kasih Allah terhadap kita manusia.
Seorang anak manusia yang dibentuk dalam rahim seorang wanita tentu menjadi suatu peristiwa yang menggembirakan bagi seorang ibu. Dalam rahimnya, Tuhan menitipkan seorang manusia, rahimnya memberikan ruang kehidupan, nafas kehidupan yang senantiasa membuatnya bertambah subur dan bertumbuh setiap waktu sampai pada akhirnya sang anak manusia itu lahir ke dunia.
Peristiwa kelahiran menjadi suatu pengalaman kebahagiaan sebagai seorang ibu, pengalaman yang memberi rasa sakit namun membahagiakan. Rasa sakit tidak menjadi penghalang bagi seorang ibu untuk merelakan rahimnya menjadi ruang kehidupan. Kita masing-masing lahir dari rahim seorang ibu yang merupakan buah kemaharahiman Allah.
Kelahiran, kehidupan dan kematian merupakan bagian dari kemaharahiman Allah bagi kita, dan berpuncak pada perayaan Paskah Kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus. Peristiwa Golgota menjadi bukti kemaharahiman Allah bagi manusia, pemberian diri-Nya bagi keselamatan kita.
Dalam Pesta Kerahiman Ilahi, kita merayakan anugerah-anugerah istimewa:
- Kita menerima damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus sendiri melalui para murid; “Damai sejahtera bagi kamu”
- Yesus menunjukkan bekas-bekas luka-Nya; hal ini mau menujukkan bahwa tak ada kebangkitan tanpa Salib.
- Yesus memberikan perutusan kepada kita untuk menjadi saksi-Nya dan menghembusi kita dengan Roh Kudus. Terimalah Roh Kudus
Jesus, I trust in You; Yesus, aku mengandalkan Engkau. Iman mengandalkan kekuatan Tuhan dengan penuh kepercayaan dan kepasrahan. Ajarilah aku ya Tuhan untuk memiliki iman yang teguh, percaya pada bimbingan dan tuntunan Roh Kudus-Mu. Kuatkanlah kami selalu untuk menghayati cinta dan kemaharahiman-Mu dalam seluruh hari hidup kami. Amin
Sr. Petronela Dhiu, M.C.