Pendidikan dalam Kongregasi Misionaris Claris lebih sering disebut dengan istilah FORMASI. Makna kata formasi sendiri adalah membentuk. Jadi, lebih daripada mendidik, tahapan dalam formasi seorang Suster Misionaris Claris bertujuan untuk membentuk pribadi, sedikit demi sedikit, menjadi semakin seperasaan dengan Kristus dan kemudian menyerahkan diri dalam karya-karya misi, seperti Yesus yang berjalan di dunia untuk menaburkan kebaikan.
Formasi ini dibagi menjadi tiga tahap.
- Masa Aspiran
Selama masa aspiran, kamu dibimbing untuk lebih mengenal kekayaan dan keterbatasan dirimu, untuk lebih mendengarkan panggilan Allah dalam hatimu, serta untuk mengenal kehidupan dalam biara.
Masa aspiran ini memiliki dua bentuk: aspiran di rumah dan aspiran dalam biara.
- Masa Postulan (6 bulan – 2 tahun)
Postulan berarti pribadi yang mengajukan suatu permohonan untuk menjadi bagian dari sesuatu. Pada masa ini, kamu sudah hidup dalam komunitas biara, dengan seragam yang menunjukkan identitas awalmu sebagai seorang postulan Misionaris Claris. Kedewasaan pribadi dan kematangan afeksi menjadi fokus bimbingan selama masa ini sambil juga memperkaya iman dengan konteks biblis, liturgis dan sacramental. Pada masa ini, kamu akan lebih dekat mengenal pribadi dan hidup Ibu Pendiri serta sejarah Kongregasi.
- Masa Novisiat (2 – 2,5 tahun)
Ini adalah tahap formasi dimana kamu, sebagai seorang novis, diharap mampu memberikan jawaban pribadi yang matang dan bebas dalam keputusan hidup sebagai seorang biarawati Misionaris Claris. Maka ini masa dimana kamu belajar tentang tuntutan hidup religius, praktek nasihat injili kemurnian, ketaatan dan kemiskinan serta menjalankannya dengan sadar dan penuh cinta.
Suster yang sudah mengikrarkan kaul sementaranya disebut profes muda. Masa formasi sesudah masa novisiat ini diisi dengan pembinaan rohani, kerasulan dan professional untuk membentuk seorang misionaris handal yang mencintai dan meneladan hidup tersembunyi Yesus dan Maria di Nazaret. Sebab energi untuk bermisi diperoleh dari hidup doa yang intim dengan Allah. Kematangan aspek manusiawi, rohani, karismatis, komuniter, intelektual serta kerasulan terus dibangun hingga pribadi itu siap untuk mengikrarkan kaul kekalnya, menjadi milik eksklusif Allah sampai akhir hidupnya.
Lebih dari sebuah masa pendidikan, formasi permanen adalah sebuah cara berpikir teologis dari hidup bakti, bahwa formasi itu tidak pernah selesai. Formasi permanen berarti membiarkan diri dibentuk oleh hidup, tentunya seturut terang Injil dan semangat kongregasi.