Kita semua pernah mendengar istilah kekudusan atau kesucian. Sebagian orang merasa bahwa kekudusan atau kesucian adalah milik kaum hidup bakti, para uskup, dan imam saja. Tetapi sesungguhnya bukanlah demikian. Konsili Vatikan II menegaskan bahwa semua orang dipanggil untuk menjadi suci; artinya, setiap pribadi dipanggil untuk berusaha hidup dalam kekudusan. Bagi orang Kristen, kekudusan adalah bagian integral dari identitas dan panggilan kita. Kekudusan tidak berada di luar diri, melainkan tertanam dalam hakikat kekristenan.
Bagaimana kita menghidupi kekudusan itu? Tentunya sesuai dengan tugas perutusan kita masing-masing, di mana kita melakukannya dengan setia, tanggung jawab, penuh cinta kasih, dan berani memberikan kesaksian hidup dalam Kristus di mana pun kita berada.
Bagaimana kita yang hidup pada zaman ini menanggapi panggilan kepada kekudusan itu? Kita mengenal salah satu orang kudus yang diakui oleh Gereja Semesta. Dia adalah Beata Maria Ines yang memberi teladan dan contoh bagaimana hidup dalam kekudusan. Dalam seluruh hidupnya, beliau mengajarkan kepada kita bahwa untuk mencapai kekudusan tidak perlu melakukan hal-hal yang besar, tetapi mengerjakan hal-hal kecil disertai dengan cinta yang besar. Semua itu didorong oleh satu kerinduan yaitu untuk menyelamatkan jiwa-jiwa, dan dengan sikap penyerahan diri tanpa batas pada Allah, percaya penuh dan setia melaksanakan setiap kehendak-Nya.
Beata Maria Ines yang selama 16 tahun hidup tersembunyi bersama Kristus di dalam biara kontemplatif, memiliki semangat yang berkobar-kobar dan kerinduan yang besar untuk memenangkan jiwa-jiwa bagi Tuhan. Baginya, untuk mencapai kekudusan tidak hanya hidup dalam biara kontemplatif, tetapi dia ingin membawa nama Tuhan ke penjuru dunia agar semua orang mengenal dan mencintai-Nya.
Kita semua juga dipanggil untuk menjadi kudus. Apakah kita berani menjadi teladan kekudusan bagi sesama baik dalam komunitas maupun keluarga? Seperti Beata Maria Ines, marilah kita menyerahkan diri untuk dipakai Tuhan, dengan menemukan kekudusan dalam melakukan tugas-tugas kecil yang kelihatannya tanpa arti namun bagi Tuhan itu adalah sarana ampuh yang menuntun kita kepada kerendahan hati, mati raga dan akhirnya mencapai kekudusan.
”Semoga semua orang mengenal dan mencintai-Mu, inilah balasan satu-satunya yang kuinginkan” ( Beata Maria Ines )
Sr. Marselina Moi, M.C.

