Barang siapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar” (Mrk. 7:16)
Setiap bulan Oktober, kita dipanggil untuk mengarahkan pandangan ke benua-benua di muka bumi ini. Lebih dari sekedar memandang, yang diharapkan adalah agar kita memasang telinga pada teriakan banyak orang yang memohon pertolongan kita. Dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja: penuh sangsi, putus asa, berita-berita bohong tersebar murah meriah dengan kobaran suasana panas penuh intrik, penuh prasangka, dan orang bicara tanpa bukti tetapi ekspresi meyakinkan seolah-olah benar. Orang merasa diri paling benar dan menganggap yang lain tidak tahu apa-apa!
Teriakan mereka harus membuat kita ‘haus untuk bermisi’: membawa kabar sukacita Injil yang menyentuh hati dan seluruh keberadaan mereka. Kabar yang kita bawa tidak hanya kata-kata, tetapi lebih dari itu kehadiran kita di tengah-tengah kehidupan mereka, ada bersama mereka, mendengarkan, dan mengarahkan mereka untuk menemukan jalan keluar sendiri dari semua persoalan hidup yang mereka alami.
Untuk bisa mendengarkan orang lain dengan baik, pertama-tama kita hahrus tahu mendengarkan suara Tuhan: “Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang” (Yes. 50:4-5). Ketika telinga kita sudah dipertajam oleh Tuhan untuk mampu mendengar seperti seorang murid, maka kita akan dimampukan untuk mendengarkan orang lain dengan penuh kesabaran dan perhatian. Mari kita berikan waktu yang berkualitas untuk mendengarkan sesama kita (bdk. Paus Fransiskus dalam Amores Laetitia).
Marilah kita setiap hari menerima Tuhan yang hadir dalam diri mereka yang membutuhkan, yang mengunjungi kita, keluarga, komunitas, kongregasi, kerasulan dan hidup kita setiap hari. Dengan penuh keramahan kita membuka ‘ruang’ dan memberi ‘waktu’. Mari kita duduk di kaki Tuhan dan menyiapkan hati untuk mendengarkan DIA, seperti Maria dari Betania. Kita percayakan juga tahap perjalanan kita kepada Bunda Maria, ‘wanita yang mampu mendengarkan’, dan berdoa dengan perantaraannya:
Maria, wanita pendengar, buatlah agar telinga kami terbuka,
sehingga kami mampu mendengarkan Sabda Putramu, Yesus
dari antara jutaan kata-kata yang ada di dunia ini;
buatlah kami mampu mendengarkan kenyataan hidup ini,
setiap pribadi yang kami temui, terutama mereka yang
miskin, yang membutuhkan dan kesusahan.
Maria, wanita yang teguh, terangilah akal budi dan hati kami,
agar kami mampu taat pada Sabda Putramu, Yesus, tanpa ragu-ragu;
berilah kami keberanian mengambil keputusan,
untuk tidak membiarkan kami menyerah pada orang lain.
Maria, wanita pekerja, buatlah agar tangan dan kaki kami
“bergegas” bergerak menuju orang lain,
untuk membawa kasih dan cinta Putramu, Yesus,
dan seperti engkau, membawa terang Injil ke seluruh dunia.
Amin.
(Paus Fransiskus, Lapangan Santo Petrus, 31 Mei 2013)
– Sr. Margareta Maria Alakok Bhia, MC –