Baca Lukas 7:1-10

Di sebuah kota yang indah, yang dikenal dengan sebutan Kota Matahari Terbit, hiduplah sepasang keluarga muda yang baru membangun rumah tangga. Keduanya saling mencintai dan menghargai satu sama lain. Tak pernah terlewatkan begitu saja, mereka mengisi hari-hari mereka dengan saling memberi senyum kebahagiaan serta tekun dalam berdoa. Semua terlihat baik-baik saja dan, memang benar, mereka sedang baik-baik saja. Namun kebahagiaan itu diuji dengan berita yang sangat mengejutkan, yang tak pernah dipikirkan sebelumnya, yaitu sang suami mengalami kerusakan pada jantung sebelah kiri dan jika tidak segera mendapatkan donor jantung untuk menggantikannya,  maka keadaan sang suami akan sangat parah. Keduanya mengalami masa yang sangat sulit, dan selama masa itu, mereka terus berdoa dan selalu memotivasi diri dengan berkata “Ada jantung!” Keduanya memutuskan untuk mendatangi rumah sakit yang berada di kota itu. Hari demi hari, bulan demi bulan, tak ada satu pun rumah sakit yang memberikan jawaban pasti. Namun sebuah itu tidak pernah menyurutkan harapan mereka akan ada jantung untuk sang suami. Beberapa bulan kemudian, rumah sakit yang pernah mereka datangi secara tiba-tiba memberikan jawaban yang sama: “Ada jantung” yang cocok untuk sang suami.

Dari cerita yang sangat singkat ini, kita dapat melihat bahwa iman yang kuat mengubah segalanya. Seberapa pun buruk keadaan kita, semua itu akan teratasi tepat pada saat dan sesuai rancangan Tuhan.

Cerita di atas tidak jauh berbeda dengan Injil hari ini tentang Yesus menyembuhkan hamba seorang perwira yang sedang sakit. Jika kita membaca dengan penuh perhatian, kita pasti tahu sikap apa yang dimiliki oleh sang perwira yaitu belas kasih, menjunjung tinggi martabat manusia, serta rendah hati di hadapan Tuhan. Meskipun dirinya adalah seorang perwira namun ia dapat menghargai hambanya itu, bahkan menyamakan martabat hamba seperti dirinya sendiri.

Perwira ini tahu siapa Yesus, maka ia berkata, “Sebab itu, aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu, tetapi katakan saja sepatah kata maka hambaku itu akan sembuh”.  Kita semua tahu bahwa orang sakit membutuhkan perawatan serta pengobatan yang khusus. Tetapi sang perwira ini sangat berbeda. Ia tidak hanya menganggap dirinya tidak layak tetapi ia juga memiliki iman yang sangat besar, yaitu hanya dengan meminta Yesus bersabda maka hambanya akan sembuh. Karena ia tahu bagi Tuhan tidak ada yang mustahil dan dia tahu bahwa Yesus adalah Allah dan memiliki kuasa lebih dari padanya, dan kuasa yang dimilikinya diberikan oleh Allah sendiri. Hal ini sangat jelas pada ungkapannya, “Sebab aku sendiri bawahan, dan di bawahku ada prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi! maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang! maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” Hal ini sangat jelas bahwa perwira ini menempatkan dirinya sebagai seorang bawahan di hadapan Allah. Ia hanya penyalur kuasa Allah dan Allahlah yang memiliki kuasa serta memberikan kuasa itu padanya.

Ketika kita mendapatkan suatu tanggung jawab, di situ pula ada kuasa. Pergunakanlah kuasa itu dengan baik, meskipun itu kecil, karena kita hanya penyalur. Jika kita diberi suatu tanggung jawab, jangan pernah disia-siakan, dibiarkan bahkan dikecewakan, tetapi pergunakanlah kesempatan itu dengan baik.

Tanamkan pengharapan, tumbuhkan kepercayaan dan lahirkanlah iman.

Berusahalah untuk terus berkarya meski tak ada harapan,

berusahalah melangkah meski tak ada gerbang yang terbuka untukmu,

 dan berkatalah aku bisa meski semuanya kelihatan tak mungkin.

Lakukan jika ada iman pada dirimu! Kamu pasti bisa!

 

 

Veronica Elisabeth Mbere (Novis Suster MC)

Tambahkan Komentar Anda