Masa Natal adalah masa yang penuh “kegembiraan, sukacita”, semua itu tidak dapat kita pungkiri. Dengan memasuki bulan Desember, suasana hati pun berbeda, penuh dengan mimpi, terselip suatu perasaan yang berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Ketika kita berjalan di pusat kota, maka semua bernuansa lain, lampu berkelap-kelip, hiasan yang warna-warni menghiasi pusat perbelanjaan, belum lagi dengan musik dan lagu natal yang beraneka melodi membawa hati pada kegembiraan.
Kita bisa menyiapkan novena natal, berbagai acara bakti sosial dengan maksud berbagi dan memberi perhatian pada yang membutuhkan. Tapi… apakah kita mempersiapkan diri kita dan memberi arti yang sesungguhnya akan makna natal? Rasanya ini yang sering kali kita lewatkan karena kita terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan, acara pesta, hadiah, baju baru, sampai konser natal.
Natal adalah waktu untuk berkumpul bersama keluarga, memperkuat persaudaraan. Tapi bagi kita natal juga adalah waktu untuk bebenah diri, berefleksi bagaimana Tuhan, karena cinta-Nya, mau memberikan Putra Tunggal-Nya untuk menyelamatkan manusia, menepati janji-Nya untuk membawa kembali ciptaan-Nya agar dapat menikmati kebahagiaan yang telah hilang.
Yesus lahir dengan membawa damai seperti lagu yang dikidungkan para malaikat, “Gloria in excelsis Deo, et in terra pax hominibus bonae voluntatis” (Kemuliaan bagi Tuhan di tempat tertinggi, dan damai di bumi bagi orang-orang yang berkehendak baik)
Damai yang dibawa Yesus dari tempat tinggi ternyata tidak mendapat tanggapan yang baik karena ketidaksiapan manusia yang masih kurang dalam berkehendak baik. Karena manusia yang disibukkan dengan hal-hal duniawi, apalagi pada jaman ini dengan dunia maya yang semakin hari semakin menyita waktu, uang, persahabatan, bahkan keluarga. Manusia yang semakin hari semakin haus akan kekuasaan, pengakuan, sehingga mengorbankan sesamanya agar mencapai apa yang diinginkan, meskipun harus dibayar mahal, bahkan sampai hati mencabut nyawa orang-orang yang tidak bersalah. Lalu dimanakah DAMAI yang dibawa Yesus?
Kurang beberapa hari lagi kita akan merayakan Natal, apakah hati kita telah siap menerima-Nya? Menerima seorang Bayi kecil yang tidak membutuhkan banyak hal, yang dia butuhkan hanyalah kehangatan CINTA dan DAMAI. Bukalah hati kita… persiapkanlah kehangatan di dunia yang semakin dingin karena keegoisan, kenikmatan, harta duniawi yang selalu dikejar.
Biarlah pada malam natal tahun ini, Bunda Maria dan Santo Yosef bisa terhibur karena ada palungan yang layak bagi Bayi Yesus yang akan lahir.
Selamat mempersiapkan diri dan hati menyambut Natal yang selalu baru. Kiranya Santo Yosef membantu kita membersihkan kandang hati kita dan Bunda Maria mendampingi kita untuk menerima Yesus yang akan lahir.
Sr. Rina Rosalina, M.C.