BKSN 2023
Manusia diciptakan Allah pada hakikatnya adalah kudus. Karena kelemahan dan ketidaktaatan manusia, maka dia jatuh dalam dosa, jauh dari Allah. Namun Allah tetap mencintai dan selalu menanti manusia untuk kembali dan bersatu lagi dengan Dia dalam kekudusan.
Kisah pertobatan Raja Daud menarik untuk disimak karena ini pun terjadi pada manusia jaman ini. Dikisahkan bagaimana manusia berdosa, lari dari Tuhan, lalu Tuhan menegur lewat nabi-nabi-Nya serta memberi kesempatan agar manusia bertobat. Secara singkat kita tahu cerita tentang bagaimana Daud berdosa. Dia berbuat zinah dengan Batsyeba dan merancangkan pembunuhan terhadap Uria. Sungguh ini adalah perbuatan yang telah melukai Allah. Lalu bagaimana sikap Daud? Apakah yang dia rasakan setelah semua itu terjadi? Jelas Daud tidak merasa tenang (Kisah lengkapnya bisa dibaca di 2 Sam. 11:1-12:25 ).
Dosa telah mengusik hati nurani manusia. Dalam Mzm 32:3-4 dikatakan, “Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas”. Daud mengalami tekanan batin. Daud tinggal di istana yang megah, apa saja yang dia perlukan tercukupi, namun dia tidak tenang.
Pada umumnya orang yang telah melakukan dosa, tidak langsung bertobat. Pertama-tama dia akan sembunyi, lari dari Tuhan seperti kisah Adam dan Yunus. Dalam persembunyian ini, manusia tidak akan pernah mengalami kebahagiaan sejati. Inilah yang terjadi pada manusia berdosa. Manusia berusaha menutupinya, bersembunyi dari Tuhan seolah-olah tidak terjadi apa-apa; namun hati tidak akan bisa tenang.
Daud menderita karena dosanya, namun tidak bertobat dan tetap diam (bdk. Mzm 32:3). Setelah kurang lebih sembilan bulan berlalu, akhirmya Daud menyadari: “Aku sudah berdosa kepada Tuhan” (2 Sam. 12:13). Pengakuan akan kesalahan adalah awal dari pertobatan yang diungkapkan dalam Mazmur 51: “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!”
Ketika Natan bercerita tentang ketidakadilan, Daud berkata, “Orang yang melakukan ini harus dihukum mati” (2 Sam. 12:5). Artinya, Daud harus dihukum mati karena dialah orang yang melakukan ketidakadilan itu, dia telah mengambil istri orang dan membunuh Uria, dan menurut hukum Allah, dia pantas dihukum mati…
Namun Tuhan memberi kesempatan kepada Daud untuk bertobat. ”Tetapi Engkau, Tuhan, adalah perisai yang melindungi aku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku” (Mzm. 3:4). Daud telah berubah menjadi percaya dan berlindung selalu pada Tuhan.
Orang yang setelah berdosa mau merendahkan diri dan memohon ampun pada Tuhan, ada pengharapan dan keselamatan bagi dirinya. Selagi kita masih di dunia, masih ada kesempatan dan waktu untuk bertobat. Akan tiba saatnya kesempatan itu berakhir, yaitu ketika kita sudah berada di hadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatan kita di dunia (bdk Ibr 4:12-13).
Semoga kita terbuka pada teguran dan sapaan Allah yang mengajak kita untuk bertobat, kembali kepada Tuhan. Tak henti-hentinya Dia mengingatkan manusia supaya bertobat melalui Putera-Nya, para nabi, serta para rasul.
Mat 3:2 ”Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!”
Kis 3:19 “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan”.
Kis 8:22 “Oleh itu, bertobatlah dari kejahatanmu ini, dan berdoalah kepada Tuhan agar, jika mungkin, niat hatimu dapat diampuni ”.
Dalam kisah penampakan-penampakan Bunda Maria, tidak jarang juga menyampaikan pesan tentang pertobatan. Dengan bertobat, manusia berdamai kembali dengan Allah, Sang Penciptanya.
Sr. Andrea Venty, M.C.