Tanda Cinta

Kitab Suci merupakan salah satu tanda cinta Allah kepada manusia. Jika dua atau lebih orang saling mencintai, biasanya mereka akan mengekspresikan cinta mereka dengan suatu pemberian, entah itu pemberian diri secara total maupun pemberian berupa barang atau benda yang disukai. Misalnya pada saat hari Valentine, banyak orang yang mengungkapkan kasih mereka dengan memberikan bunga mawar, coklat atau yang lainnya. Juga pada saat hari-hari istimewa, misalnya hari ulang tahun, perasaan kasih diungkapkan dengan memberikan hadiah atau kado yang istimewa. Demikian juga Tuhan. Tuhan sangat mencintai umat manusia, sehingga Dia rela memberikan Putera-Nya sendiri untuk menebus manusia dari dosa. “Sabda sudah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita”. Saat ini, meskipun secara fisik kita tidak melihat Tuhan, namun secara rohani Dia selalu menemani dan menyertai kita. “Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20).

Dalam Kitab Suci itulah Tuhan hadir dengan sabda-Nya. Dalam dan melalui Kitab Suci kita bertemu dan berkomunikasi dengan Allah. Selain pemberian sebagai tanda kasih seperti diungkapkan di atas, bentuk lain dari orang yang saling mengasihi adalah komunikasi.  Orang yang saling mengasihi, akan mencari waktu untuk selalu berkomunikasi, apalagi di jaman ini, dengan alat teknologi canggih orang bisa berkomunikasi kapan dan di mana pun. Sering berkomunikasi dengan Tuhan, sering membaca Kitab Suci, sering bercakap dengan Tuhan, maka relasi kita semakin mendalam dengan-Nya. Sabda-Nya akan meresap dalam hati kita dan akan bergema, muncul pada saat kita membutuhkannya.

Sebagai umat Katolik, kita bersyukur karena Gereja memberi waktu khusus kepada umatnya untuk lebih mendalami Kitab Suci. Pada Bulan September ini, alangkah baiknya jika kita meluangkan waktu untu bercakap dengan Tuhan melalui Kitab Suci. Memang terkadang, isinya tidak dapat dengan mudah kita pahami, tidak jelas, membingungkan bahkan mungkin mengejutkan; tetapi dengan selalu memohon rahmat, Dia akan memberikan pencerahan yang tepat untuk kita. Injil adalah penerang dan mercusuar. Beata Maria Ines berkata, ”Injil ialah mercusuar yang membimbing kita dalam peziarahan menuju hidup abadi”.

Kalau kita percaya Tuhan hadir dalam Ekaristi, dalam rupa roti dan anggur, kita juga percaya Tuhan hadir dalam sabda-Nya. St. Hieronimus berkata, “Tidak mengenal Kitab Suci berarti tidak mengenal Kristus”. Dengan semakin sering berjumpa melalui Kitab Suci, kita akan semakin mengenal Tuhan dan kehendak-Nya bagi kita.

Santapan jiwa.

Selain tanda cinta Tuhan, Kitab Suci juga merupakan santapan bagi jiwa kita. Sebagaimana manusia membutuhkan makanan dan minuman untuk hidup, demikian juga jiwa membutuhkan santapan agar bisa bertahan hidup dalam peziarahan menuju kehidupan kekal.  Makanan rohani itu tidak lain adalah Sabda Tuhan yang disampaikan dalam Kitab Suci; dan yang merupakan kebutuhan utama bagi setiap umat Kristiani dan bahkan menjadi kebutuhan mendesak di masa pergumulan dan kebimbangan. Meluangkan waktu bertemu Tuhan melalui Sabda-Nya adalah langkah awal menuju kehidupan kekal.

Sudahkah aku membaca Kitab Suci hari ini ?

Sr. Andrea Venty, M.C.

Tambahkan Komentar Anda