Dalam rencana Allah ,setiap manusia dipanggil untuk mengejar kemajuan dirinya,sebab hidup setiap manusia adalah sebuah panggilan. Panggilan mengarahkan kita untuk melakukan yang terbaik dari diri sendiri demi kemuliaan Allah dan kebaikan orang lain. Yang terpenting bukanlah sekedar melakukan sesuatu,namun lebih daripada itu adalah melakukannya dengan penuh makna dan terarah. : sebagaimana diungkapkan oleh Beata Maria Ines “ ajarilah aku untuk menjadi seperti Engkau,Yesus amat manis; agar aku tak pernah berpikir tentang aku sendiri; agar perhatianku, pemeliharaanku, cintaku, senantiasa bagi jiwa-jiwa yang telah Kau percayakan kepadaku “. Ketika kita memiliki cita-cita yang indah maka kita tidak akan menghiraukan yang lain dan kita maju terus.
Persembahkanlah hatimu kepada Yesus agar dijadikan altar bagi-Nya dan dialtar itu juga Ia berkenan mengurbankan dirinya.
Jiwa seorang rasul haruslah belajar bahwa kekuatannya terletak dalam rahmat ilahi, dalam hubungan erat dan penuh kepercayaan dengan Dia serta penyangkalan dan kerendahan hati, demikian Beata Maria Ines menulis.
Maka perjumpaan manis yang ditemukan dalam intimitas dengan Yesus Ekaristi menjadi sumber inspirasi yang berbuah dalam perjumpaan dengan sesama mampu mengobarkan semangat untuk siap sedia berbuat sesuatu dan menjadikan hidupku sebuah mata uang untuk membeli jiwa-jiwa.
Tentunya hal ini menjadi semangat dan kekuatan dalam misi pelayananku saat ini. Perjumpaan dengan saudara-saudari yang tidak seiman mampu mengubah cara pandang dalam berelasi serta menciptakan ruang perjumpaaan persaudaraan sehingga tumbuh semangat kekeluargaan, saling menolong dan memperkaya dalam bekerjasama yang baik .
Madre Ines menulis; “,Betapa besar syukurku yang timbul dari jiwaku ketika merenungkan anugerah sebesar itu yang oleh Tuhanku telah dilakukan padaku ketika memberikan wujud,memberikn aku jiwa ini yang merupakan gambaran-Nya sendiri, yang telah diperkaya dengan anugerah-anugerah yang amat iistimewa dari cinta-Nya yang Maharahim.”
Ungkapan ini lahir dari kesadaran bahwa setiap pribadi diberkati Tuhan dengan berbagai anugerah kehidupan yang bukan sekedar untuk dinikmati seorang diri,tetapi juga dijadikan dasar berbagi berkat dengan yang lain. Dalam hal ini , penting untuk disadari bahwa jika kita melakukan sesuatu, tidak hanya sekedar melakukan kebaikan dari dirinya sendiri, namun melakukan kebaikan atas nama Tuhan.
Pengalaman ini sungguh saya alami dan rasakan maka saya selalu punya keinginan untuk melihat setiap kesempatan adalah berkat yang bisa dinikmati oleh orang lain. Dengan demikian kehadiranku ,menjadi perpanjangan tangan kasih Tuhan.
Sr. Wigbertha Gapi, MC