Veronica Elisabeth Mbere (Novis Suster MC):

Sang Kristus yang telah wafat dan bangkit pada hari ketiga seperti yang dikatakan-Nya merupakan puncak dari iman Gereja Katolik. Selama empat puluh hari masa Prapaskah, saya banyak merefleksikan tentang kisah sengsara Tuhan Yesus. Empat puluh hari bukanlah waktu yang sangat singkat, namun selama itu juga Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun sebelum Ia memulai misi-Nya. Dan pada hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus, Ia yang telah mengalahkan maut serta mematahkan palang pintu kematian. 

Paskah tahun ini merupakan paskah yang sangat indah setelah melewati wabah covid-19 dan umat dapat berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi secara meriah. Betapa gembiranya hati saya ketika mengikuti kemeriahan itu meski dengan sepotong kain yang masih melekat pada wajah. Itu semua tidak membuat senyum saya tenggelam, melainkan justru lebih memancar dari mata dan gerakan saya.

 Dalam perayaan  Paskah, saya  menemukan arti dari iman dimana Tuhan Yesus tidak hanya menderita, tidak hanya wafat, namun Ia bangkit. Dengan itu Yesus mengajar saya untuk tidak hanya terpaku dengan penderitaan,  tidak terus mati dengan keadaan, tetapi saya harus bangkit bersama-Nya.

Bangkit bersama-Nya tidak mungkin hanya dengan kata-kata, melainkan dengan ungkapan iman yang nyata dalam perjalanan hidup menuju kesempurnaan. Bangkit! Bangkit bersamanya ketika terjatuh! Sebab Yesus pernah jatuh berkali-kali dan tetap bangkit berkali-kali pula. Ketika merasa bahwa penderitaan tidak pernah habis, ingatlah bahwa Yesus tidak hanya menderita dalam perjalanan menuju Kalvari serta tergantung di kayu salib, tapi Ia bangkit dari kuasa maut serta kegelapan abadi.

Paskah. Kata ini memang selalu istimewa bagi saya, namun yang membuat suasana hati berbeda tahun ini yaitu karena saya merayakan Paskah dengan pakaian yang berbeda. Tahun lalu saya masih postulan dan kini saya sudah novis. Tak terasa setahun berlalu dengan cepatnya dan Paskah tahun ini telah diwarnai dengan warna yang berbeda pula.

Yesus, dalam terang-Mu saya melihat ungkapan cinta yang tak terbatas, yang tak pernah habis dalam hidup ini. Saya bersyukur bisa merayakan Paskah bersama keluargaku yang baru, yaitu komunitas novisiat. Mereka telah menjadi keluarga ketika saya memberanikan diri untuk menjawab “ya” atas panggilan-Mu. Saya ada bersama mereka untuk menghidupi cinta kasih seperti yang Engkau berikan kepada para murid-Mu sebelum Engkau meninggalkan mereka untuk pergi kepada Bapa. Dengan cinta, Engkau bersedia wafat di salib namun dengan cinta pula Engkau bangkit untuk kami semua.

Senyum, bahagia dan damai adalah pelengkap dari Paskah saya tahun ini. Senyum kepada siapa pun yang saya temui selepas perayaan Vigili Paskah, serta sapaan kepada umat yang mungkin saling berdesak-desakan karena akan melanjutkan Misa kedua. Bahagia setelah melewati masa penantian yang cukup panjang, bahagia meski tak bersama keluarga yang nun jauh di sana namun dengan seuntai kata, saya mampu melepas rindu: “Tuhan, saya tahu bahwa saya tak selalu bersama mereka tetapi saya percaya bahwa Engkau selalu ada bersama mereka”. Dengan ungkapan inilah saya semakin kuat dalam menapaki jalan panggilan dan mampu melihat karya keselamatan Allah dalam diri saya.

Paskah yang indah adalah Paskah yang saya rayakan pada tahun ini, tidak dengan baju yang mewah melainkan dengan hati yang berserah; tidak dengan perhiasan yang indah tapi dengan ungkapan iman yang nyata; tidak dengan bunga yang harum semerbak tetapi dengan pertobatan yang saya persembahkan; dan tidak dengan kata-kata yang indah tetapi dengan rangkaian doa yang sederhana. Kebangkitan Yesus mengajar saya untuk terus berjuang meski hari depan tidak dapat erat saya pegang, meski kadang kabut kecemasan manusiawi menghalangi pandangan dan memunculkan keraguan. Namun semuanya tetap akan saya jalani dengan harapan akan berhasil, sebab saya tahu kepada Siapa saya percaya.

Terima kasih Tuhan untuk cinta-Mu dan bawalah saya menjadi pemusik-Mu, agar saya tahu melodi yang indah untuk dapat memuji dan menyenangkan hati-Mu.   

Sr. Lusia Sugiyati, M.C.

Alleluya! Alleluya! KRISTUS BANGKIT! Alleluya!

Seruan ini merupakan ungkapan khas perayaan Paskah. Paskah adalah harapan, sukacita dan pewartaan. Sikap inilah yang saya rasakan dalam merayakan Paskah tahun ini. Harapan akan keselamatan yang Tuhan berikan kepada saya. Tentunya ini semua disertai dengan sukacita yang mendalam dalam tugas dan pelayanan yang dipercayakan kepada saya untuk melayani pasien yang datang berobat ke klinik agar mereka memperoleh kesembuhan, kegembiraan dan sukacita dalam penderitaan yang mereka hadapi. Inilah sukacita yang dapat saya wartakan di tengah pelayanan kepada mereka yang menderita.

Mari kita pergi dengan gembira untuk mewartakan kabar sukacita bahwa Yesus Tuhan kita telah bangkit.

SELAMAT PASKAH. TUHAN MEMBERKATI

Tambahkan Komentar Anda