“Betapa luar biasanya mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan pada Tuhan“
(Beata Maria Ines)
Berbicara tentang kegembiraan, selalu terbersit sesuatu yang menyenangkan. Begitu juga sebaliknya, berbicara tentang kesusahan atau kesulitan selalu diartikan dengan hal negatif yang tidak menyenangkan. Sangatlah manusiawi kalau setiap orang selalu mendambakan kegembiraan dan sedapat mungkin menghindari siatuasi yang tidak nyaman. Tetapi kalau direnungkan lebih mendalam, kedua situasi tersebut, kegembiraan dan kesulitan, selalu seiring-sejalan; layaknya siang dan malam beriringan melingkupi dunia dan kehidupan manusia. Kita tidak bisa luput dari kesulitan dan tidak mungkin seluruh perjalanan hidup kita baik-baik saja. Yang dibutuhkan adalah bagaimana mengolah setiap kejadian hidup menjadi berkat.
“Yesus, ingatlah aku, bila Engkau datang sebagai Raja”
Kata Yesus, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan besama-sama dengan Aku di dalam Firdaus (Luk. 23:42-43). Percakapan Yesus dengan salah seorang penjahat, yang disalibkan bersama Yesus, mengajarkan kita bahwa sekelam apa pun, diri kita telah dibayar lunas oleh darah Yesus. Sesulit apapun hidup ini, Yesus ada untuk kita. Membina dan berkanjang dalam relasi yang baik dengan Yesus, membantu kita menemukan nilai rohani dalam situasi yang tidak nyaman.
Salib Yesus mengingatkan kita bahwa ada sisi lain dari penderitaan yaitu kebangkitan. Salib Yesus akan selalu menguatkan kita di saat penderitaan, dan memberi motivasi untuk mau berkurban demi kebaikan. Setiap kebaikan perlu disertai pengurbanan. Kalalu kita renungkan sejenak, kita akan menemukan bahwa setiap kebaikan atau kegembiraan yang kita alami hampir pasti melalui usaha yang serius dan biasanya pada saat menikmati hasil usaha, kita tidak ingat lagi akan segala kesulitan yang sudah terjadi. Dengan bantuan rahmat-Nya kita berusaha agar tidak jumawa pada saat segalanya istimewa; dan tetap tegar, ketika kemalangan menerpa hidup ini.
Kebahagiaan dalam penderitaan bukan berarti tidak merasa sakit, tidak enak atau ketidaknyamanan; melainkan pada saat hidup terasa gersang, angkatlah hati kepada Tuhan dalam doa, memohon kekuatan-Nya. Dengan kedamaian batin, kita dapat mengolah semua kejadian itu menjadi berkat. Pembatinan doa pendek yang diajarkan Beata Maria Ines: “Semua untuk Yesus, Maria dan jiwa-jiwa!” sangat membatu kita untuk dapat dengan tenang dan damai mempersembahkan salib-salib kecil bersama dengan salib Kristus. Beata Maria Ines memberikan teladan. Seluruh hidupnya penuh dengan pengurbanan, tetapi senyum, damai dan ketenangan tak pernah sirna dari wajahnya. Kongregasi Misionaris Claris dari Sakramen Mahakudus yang tumbuh subur adalah buah dari doa, kurban dan cinta dari Beata Maria Ines. Salib Kristus membantu kita untuk memaknai kegembiraan rohani dari setiap kesulitan yang dihadapi.
Ukirlah dalam hatiku, ya Yesus, luka-luka dan penderitaan-Mu, karena dengan demikian ringalah beban-Mu bagiku. Dalam roh, aku ingin tinggal selalu di bawah salib-Mu
Beata Maria Ines
Sr. Klara They, M.C.