14-15 Januari 2023

Ya! Suster Misionaris Claris bermisi di Korea Selatan, tepatnya di kota Daejeon. Salah satu kerasulan yang dijalankan adalah menghidupkan iman kaum awam dan mendorong mereka untuk berani menjadi saksi Kabar Sukacita dalam hidup mereka sehari-hari. Salah satu caranya adalah melalui kelompok Vanclar. Silahkan klik di sini untuk mengenal apa itu Vanclar.

Pada hari Sabtu dan Minggu yang lalu (14-15 Januari 2023), diadakan retret selama 2 hari di biara para Suster Misionaris Claris untuk para anggota Vanclar di Daejeon, Korea Selatan. Retret ini diikuti oleh 11 orang. Saat ini, ada 13 orang yang tergabung sebagai anggota dan terdiri dari: tiga orang dalam tahap aspiran, lima orang postulan, dan lima orang dengan janji sementara. Mereka adalah anak-anak muda yang rata-rata baru bekerja atau yang masih mencari pekerjaan. Tujuan dari diadakannya retret adalah untuk mengisi kehidupan rohani mereka sekaligus juga tempat istirahat sejenak dari kesibukan dan hari-hari yang penuh dengan berbagai beban dan tuntutan hidup. Tema Retret kali ini adalah “Hal yang kita butuhkan adalah iman, dengan iman kita menjadi ‘harta karun’ Tuhan, bersama dengan Tuhan kita pun dapat menjadi orang kudus” (diambil dari tulisan Beata Madre Maria Ines).

Kegiatan retret dibuka dengan Misa Kudus pada pukul 16.30, dimana sesuai dengan bacaan Injil Minggu Biasa II (Yoh. 1:29-34), Yesus yang datang ke dunia sebagai Anak Domba Allah untuk menebus dosa dunia. Dalam homilinya, Romo Diego mengajak para anggota Vanclar dan para suster MC untuk memahami apa yang dimaksud dengan dosa. Dosa tidak sekedar berarti melanggar 10 Perintah Allah, tapi lebih dari itu adalah tindakan-tindakan seperti perang (Rusia-Ukraina yang sampai saat ini masih terus berlanjut), menyakiti sesama baik dengan perkataan maupun perbuatan, tidak peduli akan keadaan sesama dan hanya mementingkan diri sendiri. Romo mengajak untuk menumbuhkan sikap simpati, peduli, dan berani melakukan perbuatan-perbuatan baik secara nyata. Secara khusus pada saat konsekrasi, Romo mengingatkan untuk bersyukur atas rahmat Ekaristi dimana Yesus sebagai Putra Allah selalu hadir dan tinggal bersama kita setiap kali kita mengikuti perayaan Ekaristi. Kemudian acara dilanjutkan dengan makan malam dan adorasi. Retret kali ini dipimpin oleh Sr. Maria Han, M.C.

Pada saat adorasi malam, di hadapan Sakramen Mahakudus anggota Vanclar diajak untuk merefleksikan hidup yang saat ini mereka jalani, dengan diiringi musik Taize dan beberapa pertanyaan pengantar refleksi, diantaranya: “Bagaimana hubungan saya dengan Tuhan akhir-akhir ini?”. Pada akhir Adorasi, mereka mempersembahkan lilin dan surat yang berisi langkah-langkah konkret yang akan mereka praktekkan, ke hadapan Sakramen Mahakudus.

Kegiatan Retret dilanjutkan dengan 윳놀이 (permainan khas tradisional Korea yang biasanya dilakukan pada saat hari Raya Imlek. Permainan ini biasanya diikuti mulai dari anak-anak sampai orang tua. Semakin banyak yang ikut dalam permainan maka permainan akan semakin seru dan ramai. Selain itu biasanya tim yang menang mendapatkan hadiah yang sudah disiapkan oleh penyedia acara. Permainan malam itu dimainkan oleh 2 tim, yaitu tim Vanclar dan tim suster-suster MC. Cara bermainnya cukup sederhana, mirip dengan monopoli atau ular tangga yang menggunakan dadu (di sini menggunakan Stik). Tim yang satu bisa memakan point tim yang lain sehingga tim yang lain harus memulai dari awal lagi. Tim yang pertama kali bisa sampai di garis finish dianggap sebagai tim pemenang, sedangkan setiap anggota dalam tim mendapatkan kesempatan secara bergilir untuk melempar dadu (stik). Setelah permainan 윳놀이, acara dilanjutkan saling membagikan pengalaman suka dan duka para anggota Vanclar dalam menjalankan pekerjaan mereka masing-masing. Itulah kegiatan pada hari pertama.

Hari kedua retret dimulai dengan doa pagi pada pukul 08.00 dengan menonton video yang  diiringi musik Taize. Setelah selesai makan pagi, mereka diajak untuk membaca kembali Injil hari itu (Yoh 1:29-34) sambil berbagi hasil permenungan mereka masing-masing. Siang harinya, permenungan dilanjutkan berdasar tulisan Beata Madre maria Ines tentang peran misionaris untuk menyelamatkan jiwa-jiwa melalui adorasi.

Meski perjumpaan ini sangat menyenangkan dan penuh kehangatan, tiba saatnya untuk berpisah dan kembali ke kenyataan hidup masing-masing, membawa semangat baru untuk menampakkan wajah Kristus kepada semua orang. Doa kami para suster MC untuk anggota Vanclar di Korea Selatan dan di seluruh dunia, semoga Kristus sungguh hidup dalam diri kita masing-masing hingga kita dapat pula HIDUP BAGI KRISTUS!

Sr. Christina Indriyani, M.C. (Misionaris di Daejeon)

Tambahkan Komentar Anda