Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan bahagia yang sedang dialami; bahagia  karena mendapat hadiah, bahagia berjumpa dengan orangtua dan keluarga, dan masih banyak lagi hal yang membuat kita bahagia. Selian itu, kita juga menjadi bahagia karena orang lain Bahagia, misalnya karena teman mendapat pekerjaan yang diinginkan, karena saudara lulus sekolah, dan lain-lain,

Kebahagiaan hendaknya kita barengi dengan rasa syukur kepada Allah yang terus memberikan kebaikan-Nya lewat nafas kehidupan, lewat hari yang baru, lewat udara yang segar. Singkatnya, ketika ada rasa Bahagia, kita sekaligus diajak untuk bersyukur kepada Tuhan.

Dalam menapaki panggilan Tuhan, ada banyak hal yang harus membuat kita berbahagia dan bersyukur pada Tuhan. Ada kebahagiaan dan sukacita yang kita peroleh dan kita bagikan kepada sesama. Beata Maria Ines menulis:“Kegembiraan tidak terletak dalam bicara dan tertawa tanpa batas, melainkan dalam kenikmatan batin, jiwa yang mengetahui dirinya dikasihi Allah…”  (Dir. Spiritual hal. 7). Kebahagiaan timbul dari kedalaman dan hakekat diri yang terpancar keluar melalui sikap batin yang tulus. Kita diajak untuk menjadi saksi kegembiraan bahwa tiada sukacita yang lebih besar daripada kesediaan hati yang segera dalam mengabdi Tuhan.

Maxime Facere Minima (kerjakanlah hal-hal kecil dengan hati besar), demikianlah kutipan dari Santo Yohanes Berchmans yang diinspirasi oleh St Theresa dari Kanak-Kanak Yesus. Kalimat itu mengajak kita untuk mencintai dan mengerjakan hal-hal yang sederhana namun dilakukan dengan sepenuh hati. Beata Maria Ines, dalam nasehat-nasehat rohaninya selalu mengingatkan kita untuk melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar sebagai mata uang untuk jiwa-jiwa; jiwa dari keluarga dan orang-orang yang membutuhkan.

Jiwa yang tahu bersyukur adalah jiwa yang yang selalu memiliki hati yang terarah pada Tuhan dan merasa apa yang dimilikinya adalah anugerah Tuhan, sejak awal sampai pada akhir kehidupannya. Marilah kita selalu bersyukur dan mampu melihat anugerah Allah dalam berbagai peristiwa dan pengalaman hidup kita.

Sr. Petronela Dhiu, M.C.

Tambahkan Komentar Anda