Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama menunjukan bahwa hanya Yesus Kristus yang di wartakan jauh sebelum kedatangan-Nya. Sebagaimana dalam Kitab Biangan, “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang. Aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; sebuah bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, ia meremukan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.” (Bil. 24:17). Santo Paulus dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus mengatakan demikian: “Jadi, Putra datang karena diutus Bapa, yang telah memilih kita di dalam Dia sebelum dunia diciptakan, dan yang telah menetapkan kita terlebih dahulu menjadi putra angkat-Nya, karena Ia berkenan memulihkan semuanya di dalam Dia” (Ef. 1:4-5,10). Sebab itu untuk memenuhi kehendak Bapa, Kristus meresmikan kerajaan surga di dunia dan mewahyukan misteri Bapa kepada kita, serta melaksanakan penebusan dengan ketaatan-Nya” (LG 1, 3).

Bangsa Yahudi mengharapkan seorang Juru Selamat untuk membebaskan mereka dari penjajahan Bangsa Romawi dan perbudakan selama berabad-abad lamanya. Namun penantian mereka  belum berakhir. Mereka masih menunggu kedatangan Sang Raja Penyelamat  yang akan membebaskan mereka dari penjajahan dan perbudakan di masa itu, dan yang mereka bayangkan bahwa  raja yang dinanti-nantikan itu berkuasa secara poilitik, namun pada kenyataannya tidaklah demikian. Sebagaimana dikisahkan dalam Injil Matius, “Sekali peristiwa, Yohanes Pembaptis yang berada di penjara mendengar tentang pekerjaan Kristus. Lalu ia menyuruh murid-murudnya bertanya kepada Yesus, Engkaukah yang akan datang itu ataukah kami harus menantikan orang lain?” (Mat. 11:2-3). Yohanes Pembabtis pun menanti  Sang Juruselamat yang telah dinubuatkan oleh banyak nabi, dan ketika mendengar bahwa ada begitu banyak mujizat yang dibuat oleh Yesus, ia menyuruh murid-muridnya pergi kepada Yesus untuk memastikan bahwa Mesias sungguh telah datang. Yesus menjawab kepada para murid Yohanes, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendegar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.” Dengan demikian ada begitu banyak sukacita karena perbuatan ajaib dan perbuatan besar yang dilakukan Yesus. Tetapi masih saja banyak orang yang belum percaya bahwa Yesus adalah Sang Raja.

Dia datang ke dunia dalam keadaan sunyi, dalam keheningan dan dinginnya udara malam hari. Dia datang sebagai Raja yang lemah dalam pangkuan penuh keibuan Maria dan kehangatan kasih dari Santo Yusuf. Dia yang berkuasa atas seluruh bumi, menjadi kecil di hadapan orang-orang kecil. Dia yang dinubuatkan oleh para nabi jauh sebelumnya untuk membebaskan Bangsa Israel dari belenggu dosa, kini hadir sebagai bayi yang lemah dan kecil. Dia diutus Bapa-Nya ke dunia bukan saja untuk menyelamatkan Bangsa Israel, melainkan untuk menyelamatkan semua bangsa.

Kelahiran Yesus sudah semakin mendekat. Apa yang aku persiapkan, untuk menyambut kedatangan Yesus? Lalu, apa yang akan kuberikan kepada-Nya? Hadiah apa yang paling bagus dan mahal untuk-Nya? Apakah nanti Dia akan menyukai hadiah yang kuberikan kepada-Nya? Dan apakah Dia mau menerimanya? Apa yang aku persiapkan untuk meyambut kedatangan Yesus?

Hadiah yag paling berharga yang dapat kita berikan untuk Yesus adalah “HATI”.  Hati yang terbuka untuk  menyambut kedatangan-Nya dengan sukacita; hati yang percaya bahwa Yesus adalah Sang Juruselamat  yang datang untuk menyelamatkan  semua orang;  hati  yang  selalu mengandalkan-Nya dalam persoalan dan pergumulan hidup setiap hari. Hati yang penuh dengan sukacita akan mampu untuk berbuat sesuatu yang baik dan berguna bagi orang lain, sebagaimana apa yang sudah dilakukan oleh Yesus dengan hati yang penuh belaskasih: orang buta dapat melihat, orang  tuli mendengar, orang lumpuh berjalan, dan masih banyak perbuatan baik yang Dia lakukan bisa jadi perbuatan baik yang kita sendiri alami saat ini. Marilah kita bersyukur kepada Bapa karena telah mengutus Putra-Nya ke dunia dengan menjadikan-Nya manusia sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa. Marilah kita membuka hati selebar-lebarnya agar Tuhan berkenan berdiam di dalamnya, dan membiarkan Dia masuk serta tinggal dalam kandang hina hati kita. Semoga sukacita kelahiran Yesus semakin hidup dan menjiwai hidup dan panggilan kita masing-masing.

“Dalam kesunyian hatilah Tuhan berbicara, dan untuk itu, yang kita perlukan adalah kesadaran akan hadirat-Nya, masuk bersama Dia dalam lubuk hati kita dan bertanya kepada-Nya, apa yang Dia kehendaki, agar kita lakukan demi cinta kepada-Nya, dan kemudian… memenuhi kehendak ilahi-Nya.”

Sr. Reniana Yuda, M.C.

Tambahkan Komentar Anda