Diperlukan persiapan dalam kunjungan Presiden.”

Pemkab Ende persiapkan secara serius kedatangan Presiden Jokowi.

Persiapan kunjungan Presiden RI di Kabupaten Tana Tidung.”

Kalimat di atas merupakan beberapa judul artikel yang dibuat untuk menunjukkan kesiapsiagaan mereka dalam menyambut kedatangan Presiden Joko Widodo. Persiapan-persiapan seperti itu tidak hanya dilakukan untuk menyambut Bapak Presiden, tapi biasanya dilakukan juga pada saat kita akan kedatangan tamu yang istimewa: membersihkan tempat-tempat yang sekiranya akan mereka kunjungi, menyiapkan hidangan terbaik, dan menyiapkan suasana yang nyaman. Itu dilakukan manusia untuk menyambut manusia biasa. Masa persiapan ini dilalui dengan sukacita karena akan bertemu dengan orang yang dikasihinya.

 Pada hari-hari ini, umat Katolik telah memasuki Masa Adven yaitu masa penantian, pengharapan dan persiapan kedatangan Tuhan Yesus yang akan dirayakan pada hari Natal; Yesus yang lebih dari manusia biasa, 100% Allah dan 100 % manusia, Raja segala raja… Bagaimanakah persiapan yang telah kita lakukan? Tentunya lebih dari sekedar persiapan lahiriah, diperlukan persiapan hati. Karena Allah saat ini akan hadir dalam hati manusia.

 Selama pekan Adven kedua ini, setiap hari kita diingatkan untuk tetap setia mempersiapkan kedatangan Tuhan. Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita. Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran” (Yes 40:3-4).

 Lembah apa yang harus ditutup ?

Bukit apa yang harus diratakan ?

Tanah yang berlekuk bagaimana yang harus kita luruskan ?

Menimbun, menutup kelemahan kita dalam tangan kasih Allah yang mampu mengubah semuanya untuk kebaikan manusia.

Meratakan gunung kesombongan kita, kekuasaan dan ambisi-ambisi kita.

Meluruskan semua jalan pikiran dan perbuatan yang menyimpang dari Allah, yang melanggar cinta kasih, perbuatan yang menyimpang dari ketentuan-ketentaun Gereja (misalnya 10 Perintah Allah, 5 perintah Gereja).

Menghindari pikiran negatif atas kejadian sehari-hari dan melihatnya dengan kaca mata Tuhan.

Mengaku dosa adalah salah satu dari 5 perintah Gereja. Untuk itu, anak-anak SD dan SMP Santa Clara Surabaya secara khusus belajar untuk mempersiapakan hati dengan Sakramen Tobat. Sebelum mengaku dosa, mereka diantar dengan ibadat tobat dan renungan tentang Kasih Allah yang besar, yang mau mencari satu domba yang hilang. Sejak semula diketahui bahwa manusia telah jatuh ke dalam dosa. Kedosaan itulah yang membuat relasi antara manusia dengan Allah semakin menjauh. Namun, Allah tidak membiarkan manusia terus-menerus hidup dalam kedosaan. Maka, Allah mengirimkan Putra-Nya sendiri untuk menebus dosa manusia. Sudah layak dan sepantasnya kita juga membalas cinta Allah melalui pertobatan yang terus-menerus. Pertobatan adalah tanda cinta kita kepada Allah yang lebih dahulu telah mencintai kita. Mereka diajak untuk mengaku dosa, memperbaiki diri, berdamai dengan Tuhan dan sesama.

Bersama Bunda Maria dan St. Yosef, mempersiapkan palungan hati untuk kedatangan Tuhan Yesus………

Memang aku sangat menyesal atas segala dosaku, karena dengan itu aku amat menyusahkan Tuhan kita. Aku akan menghapus semua dosa itu dengan Darah Yesus dalam Sakramen Tobat, dan dengan rahmat-Nya, serta berpegang tangan Maria, aku berniat memulai suatu perjalanan menuju jalan kesempurnaan.

(Beata Maria Ines)

Sr. Andrea Venty, M.C.

Tambahkan Komentar Anda