Dalam ajaran Katolik dikatakan bahwa Allah bekerja tidak hanya selama enam hari ketika Ia menciptakan alam semesta dan segala isinya (Kej 1:1-2:3), tetapi terus berlanjut hingga hari ini. Hal ini ditegaskan oleh Yesus Kristus sendiri.  Tetapi Ia berkata kepada mereka: “Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga” (Yoh 5:17).

Apa pun bentuk kerja manusia, semuanya merupakan partisipasi dalam kerja Allah. Pekerjaan seorang tukang dalam sebuah bangunan, kerja perbaikan jalan, kerja di kantor, belajar, memasak, dan sebagainya merupakan wujud dari partisipasi manusia dalam karya Sang Pencipta.

Hal yang sama dikatakan oleh Beata Maria Ines, Pendiri Kongregasi Suster Misionaris Claris dari Sakramen Mahakudus, bahwa semua suster adalah sama-sama Misionaris: entah dia bertugas di dapur, di kandang ayam, di ladang, di kebun, menisik dan menambal pakaian, mengurus kamar makan, menyapu rumah, bekerja di sekolah, di rumah sakit, dan lain-lain.

Dengan bekerja, meski dengan susah payah, manusia ikut serta dan ikut ambil bagian dalam karya Allah sebagai Pencipta alam semesta. Melalui pekerjaannya, manusia ikut menangani dunia dan memuliakan Allah. Nilai pekerjaan manusia terletak bukan pertama-tama dalam apa yang dikerjakan atau apa yang dihasilkannya. Sebaliknya, nilai dasar pekerjaannya terletak pada pelakunya, yaitu manusia yang berpribadi, manusia Citra Allah. Dengan bekerja, manusia mengembangkan, menyempurnakan, dan memanusiakan dirinya sendiri. Karena itu, tujuan utama pekerjaan manusia adalah dirinya sendiri. Manusia bekerja tidak hanya dalam aktivitas fisik dan otak, tetapi juga dalam arti rohani yaitu dalam iman dan doa. Inilah yang kami tanamkan dalam diri Mitra Kerja kami di Klinik Panti Bagija Ngawi.

Dalam tulisan ini kami mengajak pembaca, untuk bersyukur bersama kami, karena tanpa disangka-sangka, memperoleh Piagam Penghargaan dan Piala Juara 1 Lomba Klinik Bersih (dari 15 Klinik), dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 tahun 2022 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi.

Berbicara tentang ‘bersih’ tentu sangat dijaga di setiap rumah keluarga, instansi, dunia pendidikan, pelayanan kesehatan, juga di ruang-ruang publik lainnya. Kami, para Suster Misionaris Claris dan semua Mitra Kerja Klinik Panti Bagija, berusaha untuk memenuhi tugas bekerja ini dengan penuh tanggung jawab, memperjuangkan nilai-nilai kehidupan seperti: keadilan, kejujuran, kebenaran, kedamaian dan keutuhan ciptaan serta lingkungan hidup. Kami menggunakan sistem membagi ‘lahan’, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, terutama taman-taman, juga TOGA(=tanaman obat keluarga) dan kebun di bagian belakang. Pembagian ini dimaksudkan agar di setiap ‘lahan’ ada penanggungjawabnya, tetapi kadang-kadang kami bekerja sama secara bergiliran di setiap ‘lahan’ tersebut. Dengan cara kerja seperti ini, maka sangat terjaga kebersihan-kerapihan-keasrian dan kenyamanan bagi kami sendiri maupun bagi para pasien yang datang ke tempat ini.

Kembali ke judul tulisan ini, bahwa Klinik kami menjadi pemenang ‘lomba bersih’ dari penilaian secara rahasia dari Dinkes Ngawi, artinya tidak ada pemberitahuan bahwa akan ada lomba kebersihan. Maka kami cukup terkejut tetapi juga bangga, ketika ada surat pengumuman hasil lomba. Lebih dari terkejut dan bangga, kami sangat bersyukur pada Tuhan atas pencapaian kerja yang sangat termotivasi dan terinsipirasi dari Kitab Suci, dari iman dan doa. Semoga semangat ini tidak kendor melainkan semakin memiliki kegembiraan dalam pelayanan, sesuai dengan tugas yang dipercayakan kepada masing-masing orang.

Dengan motto pelayanan “KASIHKU MENYEMBUHKANMU” kami akan tetap berpartisipasi dalam Kerja Allah Putera, yang tanpa kenal lelah menyembuhkan semua orang secara jasmani dan rohani. Semua ini demi Kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa. Amin.

Sr. Margareta Maria Alakok Bhia, M.C.

Tambahkan Komentar Anda