Ada sebagian orang yang tidak percaya akan Api Penyucian karena tidak tertulis secara eksplisit di dalam Kitab Suci!!

            Menanggapi pernyataan di atas, mari kita katakan bahwa bolehlah mereka tidak percaya, namun itu tidak berarti ‘Api Penyucian tidak ada’. Memang benar bahwa yang tertulis secara eksplisit dalam Kitab Suci Katolik hanya Surga dan Neraka, tetapi ada banyak hal implisit dan itu diakui sebagai kebenaran iman Katolik, karena ajaran Katolik bukan hanya dari Kitab Suci tetapi juga dari Tradisi dan Magisterium/Ajaran Gereja.

Api Penyucian Yang Memurnikan

Api Penyucian atau purgatorium adalah ‘tempat’ kita disucikan/dimurnikan. ‘Disucikan’ bukan dicuci, makanya disebut Api Penyucian bukan Api Pencucian.

Gereja Katolik mengajarkan hal ini di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) nomor 1030-1032. Di dalam nomor-nomor tersebut dikatakan:

  1. Api Penyucian adalah suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian badani.
  2. Pemurnian di dalam Api Penyucian sangat berlainan dengan siksa neraka.
  3. Kita dapat membantu jiwa-jiwa yang ada dalam Api Penyucian dengan doa-doa, terutama dengan mempersembahkan ujud Misa Kudus bagi mereka.

Dalam tulisan ini, kita semua diajak untuk membantu jiwa-jiwa yang ada dalam Api Penyucian dengan doa-doa dan terutama ujud Misa Kudus.

Dasar Kitab Suci, Pengajaran Bapa Gereja dan Tradisi Suci Gereja tentang berdoa untuk orang yang sudah meninggal, antara lain:

1. Kitab 2 Makabe 12:38-45

Dalam perikop ini, Yudas Makabe melakukan tindakan mengumpulkan uang untuk mempersembahkan korban penghapus dosa bagi mereka yang sudah mati agar dilepaskan dari dosa mereka.

2. Surat 2 Tim. 1:16-18

Rasul Paulus mendoakan sahabatnya, Onesiforus, yang rajin mengunjunginya sewaktu dia dipenjara. Rasul Paulus berdoa agar Tuhan berbelaskasihan kepada jiwa sahabatnya itu.

3. Tertullian (th. 160-220)

Mengajarkan agar para istri mendoakan suaminya yang sudah meninggal dan ujud Misa Kudus setiap memperingati hari wafat suaminya.

4. St. Cyril dari Yerusalem (th. 315-386)

Mengajarkan agar kita mempersembahkan permohonan bagi orang-orang yang telah meninggal, dan mempersembahkan Kurban Kristus (dalam Misa Kudus) yang menghapus dosa-dosa kita dan mohon belas kasihan Allah bagi mereka dan kita sendiri.

5. St.Yohanes Krisostomus (th. 347-407)

Mengajarkan agar kita rajin mendoakan jiwa sesama yang sudah meninggal. “Baiklah kita membantu mereka dan mengenangkan mereka. Janganlah kita ragu bahwa persembahan kita membawa hiburan untuk orang-orang mati. Janganlah kita bimbang untuk membantu orang-orang mati dan mempersembahkan doa untuk mereka”.

6. St. Agustinus (th. 354-430)

Mengajarkan, bahwa hukuman sementara sebagai konsekuensi dari dosa telah dialami oleh sebagian orang selama masih hidup di dunia ini, namun bagi sebagian orang yang lain dialami di masa hidup di dunia ini maupun di hidup yang akan datang; namun semua itu dialami sebelum Penghakiman Terakhir.

7. St. Gregorius Agung (th. 540-604)

“Kita harus percaya bahwa sebelum Pengadilan Terakhir masih ada Api Penyucian untuk dosa-dosa ringan tertentu, karena kebenaran abadi mengatakan bahwa, kalau seorang menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, ‘di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan dating pun tidak (Mat 12:32). Dari ungkapan ini, nyatalah bahwa beberapa dosa dapat diampuni di dunia ini, (sedangkan dosa) yang lain di dunia lain.”

8. Konsili Firenze (th. 1439) dan Trente (th. 1563)

Menjabarkan doktrin tentang Api Penyucian ini (Penjelasannya bisa dibaca sendiri).

Sebagai orang katolik kita patut bersyukur karena adanya Api Penyucian!!

Jangan ragu mendoakan mereka yang ada di Api Penyucian, karena mereka sangat membutuhkan.

Dengan mendoakan mereka yang sudah meninggal, kita diingatkan bahwa suatu hari nanti akan tiba saatnya kita dipanggil Tuhan, dan saat itu kita membutuhkan doa-doa dari saudara-saudari seiman. Semoga mereka yang telah kita doakan, baik yang masih berada dalam Api Penyucian maupun yang sudah masuk Surga, akan mendoakan jiwa kita juga.

Pertanyaan Reflektif:

Apakah kita selalu berdoa untuk orang lain baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal? Jangan-jangan kita malas, atau mengatakan tidak punya waktu???

Mari kita mulai hari ini berdoa dengan tekun untuk mereka, terutama jiwa-jiwa di Api Penyucian.

Tuhan berilah mereka istirahat kekal, dan semoga cahaya abadi menerangi mereka.

Semoga jiwa-jiwa orang beriman beristirahat dalam damai, karena Kerahiman Tuhan.

Sr. Margareta Maria Alakok Bhia, MC

Tambahkan Komentar Anda