Dalam kehidupan setiap hari, kita selalu dihadapkan pada dua pilihan. Idealnya kita seharusnya memilih yang terbaik dari yang baik, memilih yang baik dari yang tidak baik. Namun sebagai manusia yang memiliki roh dan daging seringkali kedagingan kita lebih kuat dan menang dari  Roh yang ada dalam diri kita, sehingga kita jatuh pada pilihan yang keliru. Pilihan kita  yang membuat kita nyaman, tetapi orang lain tidak gelisah dan ketakutan, pilihan yang membuat kita puas tapi membuat orang lain kecewa dan sakit hati, pilihan yang mendatangkan keuntungan bagi diri sendiri tetapi merugikan orang lain, pilihan yang membuat kita kenyang tetapi membuat oranglain kelaparan, itulah pilihan keliru yang seringkali mewarnai hidup kita, membuat mosaik hidup kita tidak indah di hadapan Tuhan, membuat kecapi hati hati kita berbunyi fals di telingan Tuhan.

Ketika membuat pilihan yang membuat sesama bahagia, puas, nyaman,dan praktek keutamaan lainnya, saat itulah saya sedang mengabdi kepada Tuhan, dan sebaliknya Ketika pilihan saya  membuat orang lain kecewa, sakit hati, merampas hak orang lain apalagi hak orang lemah, saat itulah saya tidak  mengbdi kepada Tuhan tetapi saya mengabdi kepada yang lain yaitu; korupsi dalam bentuk apapun, mengabdi kepada egoku, mengabdi kepada kejahatan terselubung, mengabdi pada kekayaan material yang kumiliki dan melalaikan parktek keutamaan lainnya.

Mengabdi tuhan bukan hanya ditunjukan secara nyata  kepada sesama yang ada di sekitar kita, tetapi juga secara rohani saat kita sedang berdoa. Kita dapat mengabdi kepada yang lain justru pada saat kita sedang dalam suasana berdoa saat yang paling indah ketika kita sedang mengabdi kepada Tuhan. Ketika kita berada di gereja, bukankah itu merupakan saat yang terindah bagi kita mengabdi Tuhan? Ketika kita berada di kapel, bukankah saat terindah bahwa kita sedang  mengabdi Tuhan? Atau juga ketika sedang berdoa Rosario bersama di lingkungan, bukankah kita sedang mengabdi Tuhan lewat Bunda Maria? Sayangnya, saat-saat indah seperti itu seringkali diselubungi dengan mengabdi yang lain, misalnya; ketika sedang misa masih memikirkan tugas-tugas yang belum selesai, ini bukan mengabdi Tuhan tetapi mengabdi tugas. Atau saat misa memikirkan nanti kalau memasukkan kolekte mending uang  recehan saja, juga tidak jarang memikirkan hutang-piutang yang belum dibayar, memikirkan tabungan di bank yang semakin berkurang, dan sebagainya. Hal demikian ini bukanlah mengadi Tuhan tetapi mengabdi uang. Semua bentuk pikiran-pikiran yang tidak perlu saat perayaan liturgis maupun devosi-devosi meupakan bentuk bentuk mengabdi kepada yang lain, dan bukan mengabdi kepada Tuhan.

Kita memang tidak bisa menghindar dari dua pilihan yang selalu ada dalam hidup kita. Yang terpenting adalah cara kita membuat pilihan. Pilihan yang paling sesuai adalah memilih yang terbaik dari yang baik dan memilih yang baik dari yang tidak baik sebagai wujud nyata dalam mengabdi Tuhan. Semua pilihan itu sudah dicontohkan oleh Yesus sendiri selama secara fisik berada bersama manusia di atas bumi ini, dan semuanya sudah tertulis dalam kitab suci. Maka sebenarnya satu-satunya pilihan kita yang tepat adalah Yesus sendiri bukan uang, maupun  hawa nafsu untuk kepentingan diri sendiri. Sebagai orang katolik kita ditantang : memilih mengabdi Tuhan atau mengabdi “yang lain”? Sebagai manusia lemah yang serigkali kita jatuh dalam kelemahan, marilah kita mohon kepada Tuhan agar kita dimampukan untuk memilih mengabdi Tuhan dalam keseharian hidup kita.  Sekecil apapun praktek keutamaan yang kita lakukan, saat itulah kita sedang mengabdi Tuhan

Beranikah kita memilih mengabdi Tuhan dari pada mengabdi yang lain? Marilah kita membuat mozaik hidup kita indah di hadapan Tuhan. Marilah kita membuat kecapi hati kita merdu di hadapan Tuhan dengan membuat pilihan yang benar. Kalau ada iklan “orang pintar minum tolak angin”, maka kita pun juga punya slogan “orang katolik yang mengadi Tuhan  pilih Yesus”.  

AMIN

By; Sr. Maria Lordes Uran  MC

Tambahkan Komentar Anda