Salah satu organ tubuh manusia yang vital adalah jantung. Jantung membantu mengantarkan darah ke seluruh tubuh. Jantung memiliki detak dengan irama dan kecepatan yang konsisten. Saat terjadi penurunan fungsi, harus segera diatasi atau ditangani supaya tidak terjadi gagal jantung, stroke dan penyakit lain. Karena jantung merupakan organ vital, maka jantung harus di jaga supaya tetap sehat.
Demikian pula hidup rohani kita akan menjadi terarah dan lancar ketika Yesus menjadi jantung hati dan tujuan dari seluruh aktivitas kehidupan kita, sehingga niat baik dan karya pelayanan kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Seperti suatu perjalanan, ketika kita sudah mengetahui tujuan, maka perjalanan itu akan jelas dan terarah. Hidup lebih bermakna dan menjadi berkat bagi sesama ketika Yesus menjadi pusat dan tujuan kita. Yesus akan memberikan rahmat keselamatan, sukacita, damai kepada orang yang percaya kepada-Nya. Belas kasih dan keselamatan-Nya terus memenuhi hidup ini, ketika persatuan dan relasi kita semakin dekat dengan-Nya.
Kita, sebagai pengikut Kristus, hendaknya menjadikan Yesus sebagai pusat hidup kita. Yesus sendiri bersabda “Akulah pokok anggur dan kamu ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh 15:5). Barang siapa tidak bersatu dengan Sang Pokok, dia tidak akan hidup. Maka dari itu, pentinglah kita terus menjaga hubungan dengan Sang Pokok itu sendiri, tetap fokus pada Yesus, Sang Sumber Hidup. Hal yang bisa kita lakukan untuk dapat tetap fokus kepada Yesus adalah menjadikan perayaan Ekaristi sebagai pusat hidup kita. Dalam Ekaristi, Yesus terus memberikan Tubuh dan Darah-Nya kepada kita secara konkrit. Dari Ekaristi kita menimba air hidup dan memperoleh hidup yang kekal. Yesus sendiri memberi jaminan, barangsiapa makan Tubuh-Nya dan minum Darah-Nya, ia akan memiliki hidup yg kekal. Maka berusahalah mencintai Ekaristi dan menjadikannya sumber kekuatan kita setiap hari, menjadikannya pusat kerinduan kita lebih dari hal-hal yang lain.
Namun sebagai manusia yang lemah, banyak godaan dan tawaran yg mengubah pusat hidup kita menjadi bukan lagi pada Yesus, melainkan hal hal yg kurang penting; misalnya keinginan diri sendiri, kesuksesan, popularitas, penampilan dan gadget, bahkan mungkin justru berpusat pada kegagalan, ketakutan dan keputusasaan, kemudian meratapi dan mengasihani diri sendiri.
Beata Maria Ines adalah pribadi yang mencintai Ekaristi. Berikut adalah beberapa frase yang beliau tulis yang mencerminkan cintanya itu:
- Hidup tak berarti tanpa ekaristi.
- Betapa benar, bahwa hanya Roti Ekaristi yang memberi kekuatan untuk peperangan dalam hidup.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita telah menjadikan Yesus pusat dan tujuan hidup kita?
Mari kita meneladan Beata Maria Ines.
Sr. Flaviana Dia MC
1 Comment
Lara Norlina
Ekaristi adalah sebagai makanan Rohani jiwa