Dalam ‘Fiat’nya, Maria mengungkapkan “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku
menurut perkataan-Mu (Lukas 1:39).

Bunda Maria percaya, peka dan terbuka terhadap Sabda Allah. Bunda Maria tahu bahwa apa yang disabdakan Tuhan itu sebenarnya sulit dan, boleh dikatakan, tidak masuk akal, sulit dimengerti dan diterima; namun Bunda Maria tetap bertekun dalam Sabda.

Sejak mulai dikatakan bahwa Bunda Maria akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan menjadi Penyelamat atau Penebus dosa manusia, Bunda Maria menghadapi situasi yang sulit, karena
hubungan antara Maria dan Yusuf yang masih bertunangan. Kalau sampai ketahuan masyarakat bahwa Maria mengandung, bisa jadi dia diusir dari kampung. Kebingungan ini ia serahkan dengan penuh kepercayaan pada campur tangan dan kehendak Tuhan, sehingga Tuhan sendirilah yang menyampaikan kepada Yusuf lewat mimpi bahwa sebenarnya Anak yang dikandung Maria berasal dari Roh
Kudus.

Di saat akan melahirkan, Maria yang ditemani oleh Yusuf, tidak diterima oleh orang–orang di kota Betlehem, sehingga Maria harus melahirkan di kandang binatang. Betapa berat penderitaan yang dihadapi oleh Maria. Baru saja Putranya dilahirkan ke dunia, sudah dikejar–kejar dan mau dibunuh oleh Raja Herodes, hingga harus mengungsi ke Mesir yang sangat jauh, harus menempuh perjalanan yang panjang dengan kondisi tubuh yang dapat dikatakan belum pulih benar.

Maria, yang begitu istimewa di mata Allah, hidup di antara masyarakat sebagai pribadi yang sangat sederhana. Inilah sosok Maria yang adalah teladan iman kita. Seluruh hidupnya terpusat hanya pada
Tuhan, yaitu Putranya, Yesus Kristus. Walaupun di dalam hidupnya, ia mengalami banyak sekali
cobaan dan tantangan, namun hanya pada kehendak Tuhanlah dasar kekuatannya. Semangat kepercayaannya berpusat pada Sabda dan kehendak Allah. Sebuah penyerahan diri yang penuh adalah kekuatan dasar bagi setiap manusia dalam menyikapi setiap kejadian dan peristiwa. Keterbukaan hati dibutuhkan dalam menilai setiap kejadian. Sia-sialah segalanya jika saya hanya mengandalkan kemampuan sendiri, terus tinggal dalam zona nyaman tanpa berusaha solider dengan orang lain, selalu melihat bahwa kesulitan saya lebih besar dari orang lain.

Arti dari hamba dalam ‘fiat’ Bunda Maria sebenarnya adalah tidak memegahkan diri, percaya pada kuasa kasih Allah yang memampukan segalanya. Karena yang mempunyai kekuatan hanya DIA yang Mahasempurna yaitu Tuhan Yesus.

“HATI MARIA YANG MARIA YANG MANIS, JADILAH KESELAMATAN KAMI!“

Sr. Theresia Dhodhi MC

Tambahkan Komentar Anda