Salah satu pengalaman menarik yang tak pernah terlupakan sampai saat ini adalah, bersama-sama keluarga tukang kayu menghadiri acara makan malam bersama romo-romo di pastoran Lewoleba setiap tanggal 19 Maret, bertepatan dengan pesta Santo Yusuf. Acaranya sangat meriah, penuh persaudaraan, menyanyi dan berjoget bersama. Biasanya bapak-bapak dan ibu-ibu, bercerita lucu dan sekali-sekali terdengar tawa penuh kegembiraan dan, tidak ketinggalan, kami, anak-anak pun heboh sendiri dengan permainan yang sangat banyak, baik dengan alat permainan maupun hanya bermodalkan anggota tubuh seperti tangan dan kaki. Masih segar di ingatan saya, sampai pulang pun, masih ada permainan yang belum sempat dilakukan karena begitu banyak dan, kami berjanji untuk melanjutkan pada keesokan harinya dan tentunya tidak dalam pesta lagi tapi di salah satu rumah yang halamannya luas, karena rumah kami berdekatan. Yang paling berkesan adalah semua keluarga para tukang kayu mendapat hadiah dari romo yang bertanggungjawab di bengkel kayu, sebagai tanda terimakasih atas semua yang dilakukan oleh mereka. Sayangnya bengkel itu sekarang tinggal kenangan.
Pengalaman ini menjadi tak terlupakan karena selama saya tinggal di Lewoleba, saya sebagai anak dari salah satu tukang yang bekerja di bengkel paroki ini, dan anak tukang lainnya selalu merindukan tgl 19 Maret, walaupun saat itu teman teman saya bahkan saya sendiri belum tahu bahwa 19 Maret adalah pesta Santo Yusuf. Yang kami tahu adalah pesta bersama dan terima hadiah.
Di balik pesta dan mendapat hadiah itu, sebenarnya satu hal yang lebih penting adalah, bapak saya dan para tukang kayu bekerja untuk menafkah keluarga masing-masing. Berangkat pagi pulang sore, bekerja keras, menghirup serbuk gergaji yang beterbangan ke mana-mana. Setelah itu, ketika pulang ke rumah, kebun dan binatang peliharaan sdh menunggu untuk kerja berikutnya. Jika bulan rosario, bulan kitab suci, setelah kebun masih mengikuti doa di lingkungan. Begitulah kehidupan mereka setiap hari, kecuali hari minggu. Semua itu demi keluarga.
Sharing ini membawa saya pada sosok Santo Yusuf, tukang kayu, yang mendampingi Bunda Maria untuk memelihara Yasus, Putera Allah. Motivasi Yusuf bekerja, pasti untuk biaya hidup keluarga sebagaimana bapak-bapak keluarga pada umumnya. Selain sebagai tukang kayu, pasti Yosef juga mengerjakan pekerjaan lainnya, seperti membantu Bunda Maria dan menemani Yesus. Semua yang dilakukan Yusuf adalah demi Maria dan Yesus. Sebagaimana bapak keluarga bekerja giat demi keluarganya apalagi Yusuf yang demi Yesus dan Maria, pasti dia bekerja segiat-giatnya.
Terimakasih Santo Yusuf, pekerjaanmu yang terberat namun termanis bersama Bunda Maria adalah memelihara Yesus dengan baik, Yesus yang telah menebus dosa manusia dengan wafat di salib. Engkau mencukupi kebutuhan keluarga dengan kerja kerasmu. Terimakasih juga untuk bapak dan mama, yang sekarang pasti sudah bahagia di Surga, atas teladan kerja keras untuk keluarga. Kami semua anak-anakmu tidak lupa akan kasihmu. Bapak, sekarang pesta yang lebih tepat kita rayakan untukmu sebagai seorang pekerja, tukang kayu seperti Santo Yusuf adalah tanggal 1 Mei….
SELAMAT PESTA SANTO YUSUF PEKERJA.
Sr. Maria Lordes Uran MC