Tetaplah berdoa, mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu

(1 Tes 5:17-18)

Apa kamu pernah merasa malas untuk berdoa ? 
Apa kamu pernah merasa tidak mood untuk berdoa ?
Apakah kamu pernah merasa tidak ada gunanya berdoa karena Tuhan tidak  mendengar doamu ?
Yepp…! Semua orang mungkin pernah merasa seperti itu…

Tetapi Santo Paulus berkata “tetaplah berdoa dan mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah”. Berdoa adalah panggilan setiap orang kristiani. 

Senada dengan perkataan Santo Paulus, Madre Maria Ines juga mengajarkan kita bahwa “doa adalah panggilan hakiki bagi setiap orang kristiani, doa adalah sumber dimana ia harus memuaskan kehausannya akan jiwa-jiwa” (Konst MC no 74). Tanpa doa dan kurban, seorang kristiani hanyalah ibarat canang yang berbunyi nyaring namun kosong. Tanpa doa dan kurban seorang kristiani hanyalah cangkang kosong tanpa jiwa.

Dengan doa dan kurban, segala perkara dapat kamu tanggung  jika kamu bertekun dalam doa (bdk Fil 4:13). Ya… sebagai seorang kristiani, kita dipanggil untuk menjadi pewarta Kristus. Senjata atau perlengkapan yang kita butuhkan adalah doa dan kurban. Bagaimana itu mungkin?  Pewartaan hanya akan berhasil bila disertai dengan doa dan  kurban, sebab jika tidak, sia-sialah semua usaha yang kita lakukan. 

Dari pengalaman saya, apabila ada godaan merasa tidak mood untuk berdoa, yang saya lakukan adalah “memaksa” diri tetap berdoa dan menyadari bahwa tanpa doa semuanya hanyalah sia-sia. Syukurlah, komunitas dan kebersamaan sangat membantu dalam situasi desolasi seperti ini. Meski godaan untuk malas berdoa ada, tetapi ketika lingkungan, dalam hal ini komunitas, menarikmu untuk berdoa, maka godaan ini akan pergi dengan sendirinya. Dalam kondisi seperti ini lingkungan dan dengan siapa kamu bergaul akan sangat berpengaruh. Itulah mengapa kamu perlu tahu dengan siapa kamu bergaul terutama dalam komunitas kristianimu.

Juga penting untuk punya pengalaman akan Allah, yaitu pengalaman dimana kamu merasa disentuh oleh Allah dengan sangat personal, mungkin pernah diselamatkan dari bahaya, atau merasakan sentuhan luar biasa dari Tuhan. Jika kamu pernah punya pengalaman akan Allah kamu juga akan lebih akrab dengan-Nya dan setia dalam berdoa. Begitu juga semangatmu untuk berkurban akan lebih besar. Lebih daripada itu, kamu akan punya intimitas dengan Allah.

Seperti dua sayap, doa dan kurban tidak terpisahkan, jika kamu hanya berdoa saja tanpa belajar berkurban maka kamu tidak akan pernah belajar menjadi lebih rendah hati, sebab berkurban melatihmu untuk menjadi lebih rendah hati. Kurban memberimu harapan akan belas kasih Allah, memberimu kekuatan untuk berharap akan akan mendapat jawaban atas permohonan-permohonanmu. Doa-doa dan kurban yang dipanjatkan dengan penuh kerendahan hati dan kepercayaan dapat menurunkan rahmat Tuhan pada kita.

Saya telah berkali-kali merasakan rahmat Tuhan yang nyata, tepat pada saat saya membutuhkannya. Dalam banyak kesempatan ketika saya berada dalam situasi sulit, dan saya mohon rahmat dari Tuhan, disertai doa dan kurban yang penuh kepercayaan, Dia menjawab  permohonan saya. Tuhan memberi jalan pada persoalan-persoalan yang saya hadapi, mengirimkan orang-orang baik sebagai malaikat, memberikan kekuatan dan rahmat yang saya butuhkan. Bagi saya, perlindungan dan pertolongan-Nya sungguh nyata.

Di samping itu pula saya telah menyadari bahwa dengan berdoa, berkurban dan berelasi dekat dengan Tuhan, saya terbantu untuk dapat lebih mengenal diri saya sendiri, menerima kelebihan dan kelemahan saya, menerima kejatuhan-kejatuhan saya dan bahkan, membatu saya lebih mudah menerima orang lain apa adanya, mengutamakan kepentingan orang lain daripada kepentingan sendiri, belajar memberikan yang terbaik bagi Allah dan bagi sesama. Sebab itulah yang diteladankan oleh Yesus Kristus Tuhan kita, mengosongkan diri dan menjadi sama dengan manusia sama seperti kita.

Madre Ines berkata “Dengan doa-doa serta kurban-kurban, kita akan membuat semua orang mendekati Allah, supaya semua dapat menikmati kebaikan dan cinta-Nya” (Beata Maria Ines, Kecapi Hati hal 67). Ya… tentu saja ada banyak orang kudus yang mampu mempertobatkan banyak orang dengan doa dan kurban-kurban mereka. Juga tokoh-tokoh Kitab Suci yang sudah kita kenal, seperti Musa dan Abraham, yang mendapatkan kasih karunia yang besar dengan doa-doa mereka. Mari kita sebagaimana yang dikatakan oleh Madre Maria Ines, kita berdoa dan berkurban untuk orang-orang yang kita kasihi, untuk perdamaian dunia, dan bahkan tidak menutup kemungkinan, kita berdoa dan berkurban untuk orang-orang yang tidak menyukai kita, dengan demikian kita bisa mengalami kasih karunia  dari Tuhan yang besar.

Sebagai umat Katolik dalam masa puasa dan pantang, ada baiknya juga kita mengintensifkan doa dan kurban kita. Saat inilah saat yang tepat untuk berdoa, berkurban mengharapkan belas kasih Allah pada kita. Gereja memberi kita masa khusus yang indah ini untuk kembali memperbaiki relasi kita dengan Allah. Saat dimana kita bisa memulihkan luka-luka kita karena dosa dan kembali mengeratkan relasi kita dengan Allah, sehingga kita merayakan Paskah dengan sukacita kebangkitan.

Sr. Yuli Parande MC

Tambahkan Komentar Anda