Ada percakapan antara seorang remaja dengan kakeknya:
Cucu: “Teori doa dari kakek sudah saya coba semua, kok masih saja ada gangguan, ya Kek?”
Kakek: ”Kamu bertele-tele sih…..berdoa kok malah praktek teori”.
Banyak teori doa yang sangat bagus dan membantu kita untuk berdoa dengan baik dan benar. Apa yang ditulis dalam bentuk definisi, yang tentu berdasarkan pengalaman si penulis yang mau bermurah hati membagikannya kepada orang lain.
Saya tidak akan berbicara tentang doa pada tulisan kali ini. Seperti judul tulisan di atas DOA DAN KURBAN, saya mau menyampaikan apa maksud dari judul tersebut. Ibu Pendiri Kongregasi Misionaris Claris dari Sakramen Mahakudus, Beata Madre Maria Ines, selain berbicara tentang doa dan kurban dengan begitu terperinci berdasarkan pengalaman pribadi beliau, juga menggabungkan keduanya!!
Kalau kita perhatikan foto ini, ada suster yang tidak memegang buku doa karena kondisi mata mereka yang sudah tidak dapat melihat dengan jelas. Mereka mempersembahkan kurban dari penyakit fisiknya itu, tetapi hati tetap berdoa bersama untuk memuji Tuhan dan menyelamatkan jiwa-jiwa, yang menjadi tugas utama para suster. Berikut ini saya kutip sebagian tulisan Beata Madre Maria Ines, Ibu Pendiri kami, tentang DOA DAN KURBAN.
“Terdorong oleh rasa hutang budi, jiwa Misionaris Claris yang telah masuk sedalam-dalamnya ke dalam Hati Yesus, dengan mempergunakan hak-hak istimewa yang diberikan oleh Sang Mempelainya, menurut teladan Yesus sendiri yang menggunakan hak-hak, panca indera, bakat-bakat, kemahiran dan CINTA dalam usaha merebut jiwa-jiwa; sebab ia tahu bahwa harta yang paling diinginkan oleh Kekasihnya adalah hati-hati manusia.
Untuk mempersembahkan kepada-Nya, hati manusia yang tak terhitung banyaknya, untuk memberikan kepada-Nya penghiburan yang besar sekali, yaitu bahwa sudah dikenal dan dicintai oleh jutaan manusia, ia tidak menghindari kurban apa pun, tidak takut pada cobaan atau pengingkaran apa saja dan karena itu, ia mencintai di atas segalanya: DOA DAN KURBAN. Inilah kedua sayap yang kuat dengan mana ia terbang di tanah misi untuk mencarikan “burung-burung merpati” yang akan dipersembahkan kepada Kekasihnya. Jiwa yang selalu berdoa dalam suasana adikodrati, tidak akan ada apa-apa atau siapa-siapa pun yang dapat menghalangi penerbangannya, tidak akan ada perangkap yang mampu menangkapnya, sebab kedua sayapnya yang kuat itu mempertahankan dia dan mengantarnya tanpa ragu-ragu langsung kepada tujuannya: MEMENANGKAN JIWA-JIWA UNTUK KRISTUS”.
Demikianlah penghayatan DOA DAN KURBAN dalam hidup panggilan sebagai seorang Misionaris Claris. Doa tidak sebatas kata-kata, dan kurban tidak dilakukan dengan terpaksa, tetapi dengan tulus dan sukarela, meneladan Sang Guru Ilahi.
Mari kita tanggapi ajakan Sabda-Nya: “Setiap orang yang mau mengikuti Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari, dan mengikut Aku” (Luk.9:23).
Sabda ini berlaku untuk semua orang Katolik! Mengikuti Yesus untuk menyelamatkan banyak jiwa, terlebih mereka yang berkeras hati hidup dalam dosa. Kita perkuat dua sayap kita DOA DAN KURBAN, agar mampu terbang tinggi bagai burung rajawali menangkap jiwa-jiwa untuk Tuhan. Amin.
Sr. Margareta MC