Kaum Hidup Bakti dan Kaum Muda Berjalan Bersama.
Surabaya, 13 Februari 2022
Itulah tema yang diambil dalam acara “Let’s Talk” yang diadakan oleh Kongregasi Misionaris Claris dalam rangka memeperingati Hari Doa Sedunia untuk Hidup Bakti 2022. Berjalan bersama…….. suatu kebersamaan dan persatuan yang memiliki cita-cita yang luhur. Acara ini dimeriahkan oleh narasumber dari kaum religius dan awam :
- Pastor Paulus I Gusti Agung Gede Suhartana, SVD (biasa dipanggil Rm. Agung),
- Rm. Derry Saba, Pr
- Kak Deddy (Sahabat Misdinar Indonesia),
- Sdri. Adventera (Postulan MC)
Diawali dengan sebuah doa syukur pada Tuhan atas anugerah iman dalam pembaptisan, acara ini bernuansa syukur karena diikutsertakan dalam tugas perutusan Gereja (misi Gereja) dimanapun kita berada.
Apa itu hidup bakti ? Hidup bakti adalah suatu bentuk hidup yang diakui oleh Gereja, dimana para anggotanya berani menjawab panggilan Tuhan secara bebas dan sukarela dengan mengikuti serta menjalankan nasehat Injil: kemurnian, kemiskinan dan ketaatan.
Dalam hari-hari ini, kita semua sedang mempersiapkan Sinode di keuskupan masing-masing. Apa itu Sinode? Sinode berasal dari Bahasa Yunani. “Sin” artinya bersama dan “Odos” artinya jalan. Jadi Sinode adalah berjalan bersama mengikuti pembaharuan Gereja sesuai dengan Konsili Vatikan II.
Kata yang sering kita dengar adalah Sinode para Uskup, yang berarti dalam sidang dihadiri oleh para Uskup di seluruh dunia untuk membicarakan masalah-masalah Gereja secara universal. Namun sinode kali ini agak berbeda dengan Sinode sebelumnya. Pada Sinode kali ini diawali dengan sebuah proses mendengarkan kebutuhan Gereja mulai dari tingkat lingkungan sampai di tingkat Keuskupan. Kebutuhan Gereja Lokal inilah yang nanti akan dibawa ke Sinode para Uskup di tahun 2023. Seperti salah satu contoh Persipan Sinode di Keuskupan Atambua. Merka melihat bahwa yang menjadi masalah di daerah ini adalah masalah ekonomi, maksudnya pada acara adat Pekawinan terlalu banyak ritual-ritual yang harus dijalani yang memakan banyak biaya. Maka aturan-aturan itu sedikit demi sedikit dihapus supaya umat tidak terlalu dibebani dengan masalah biaya dalam upacara pernikahan.
Dalam sinode tentunya tidak lepas dari yang namanya Kaum Hidup Bakti. Apakah Gereja masih membutuhkan kehadiran kaum hidup bakti? Tentu saja, iya! Gereja masih sangat membutuhkan mereka. Gereja membutuhkan orang-orang yang dengan sukarela bekerja untuk misi Kristus, mewartakan kebaikan Allah kepada dunia tanpa terikat dengan keluarga.
Seperti yang dikatakan Paus Fransiskus, “Apa jadinya Gereja tanpa biarawan biarawati dan kaum perempuan berkaul? Tanpa mereka, Gereja kahilangan maknanya”.
Bahkan secara khusus pada Bulan Februari ini Gereja berdoa bagi kaum hidup bakti. Ini merupakan tanda dukungan kepada kaum hidup bakti bahwa mereka tidak berjalan sendiri. Lalu dari manakah anggota-anggota Kaum Hidup Bakti? Tak lain dan tak bukan mereka berasal dari orang-orang muda Katolik. Tapi tidak sedikit juga anak- anak muda yang belum mengenal apa itu Hidup Bakti. Salah satu cara untuk memperkenalkan kaum hidup bakti adalah berani masuk ke dalam ‘alam’ mereka, dunia yang mereka senangi saat ini, yaitu dunia virtual, dunia media sosial. Dari situ dimasukkan nilai-nilai Kristiani supaya mereka terarah pada hal-hal yang positif. Seperti yang dikatakan oleh Rm. Derry bahwa mimbar bukanlah satu-satunya tempat pewartaan. Kita bisa mewartakan Tuhan dalam kehidupan dan kegiatan sehari-hari. Sehingga dengan demikian Kaum hidup bakti dan kaum muda dapat berjalan bersama. Gereja yang berjalan bersama adalah Gereja yang seluruh anggotanya bersekutu dan berpartisipasi aktif dan, dengan demikian, cita-cita bersama yaitu misi akan terlaksana. Salah satu bentuk partisipasi kaum muda dalam menaggapi kebutuhan Gereja adalah dengan berani dan sukarela menjadi anggota hidup bakti.
Jangan takut untuk memilih jalan ini. Jalan untuk mengusahakan perluasan Kerajaan Allah demi keselamatan jiwa-jiwa dan pengudusan diri. Gereja akan terus membutuhkan kaum hidup bakti. Siapa yang akan meneruskan kelangsungannya jika bukan kaum muda?
Ayo…..Kaum Muda jangan takut! Tuhan pasti akan menolong. Memang jalan ini tidak selalu mudah dan mulus, tapi bersama Tuhan……………siapa takut ???
Tuhan tidak memanggil orang-orang yang mampu, tapi Tuhan memampukan orang –orang yang bersedia dan mau menjadi utusan-Nya.
Demikianlah acara “Let’s Talk”. Semoga bisa menginspirasi kaum muda untuk berani menjawab kebutuhan Gereja dan undangan Tuhan.
Sr. Andrea Venty MC
2 Comments
Jessica Dwi Ladesti
Acara ini sangat menyenangkan dan sangat bermanfaat terkhusus bagi kamu kaum muda yang sampai saat ini masih mencari jati diri, serta secara khusus bagi saya sendiri yang masih berusaha belajar untuk bisa mau dan berani menjawabi panggilan Tuhan.
maines
Ayo semangat… Jangan ragu dan takut menjawab panggilan Tuhan.