Saya pernah membaca suatu tulisan yang kira-kira isinya seperti ini:

Ada orang-orang yang memiliki karakter ‘ajaib’. Orang–orang seperti ini biasanya datang tanpa ditunggu atau pun diduga. Mereka bisa, dengan mudah, dekat dan mendapatkan rasa percaya darimu. Dia datang dan mulai bercerita tentang segalanya, mulai dari kesukaannya, kesedihannya, hal-hal yang membuatnya tertawa, luka-lukanya… dan tanpa kamu sadari, kamu pun mulai masuk terlibat dalam percakapan itu dengan menceritakan pengalamanmu yang menggembirakan, kesusahanmu, bahkan mungkin sampai tentang kucingmu. 

Saya kagum dengan orang-orang ‘ajaib’ yang mampu masuk ke dunia kita dengan begitu mudah, sementara mungkin ada orang lain yang selama bertahun-tahun berusaha dan tetap tidak berhasil atau tidak kita ijinkan masuk. Orang ‘ajaib’ seperti ini yang biasanya menjadi sahabat, karena dia datang ke dalam hidup kita untuk menawarkan tangan, bahu serta hatinya. Dia datang untuk tinggal dan, dia tinggal untuk mencintai.

Menurut saya, cinta, selalu memiliki karakter ‘ajaib’ karena cinta dapat membuat wajah berseri-seri, memberi energi baru pada setiap organ tubuh kita, bahkan cinta bisa membuat cinta yang kita miliki pun keluar dari pori-pori kulit sehingga orang-orang di sekitar kita merasakannya. Tentu di sini yang saya maksudkan adalah cinta sebagai kata kerja, karena memang itulah adanya, dan tidak sebatas cinta dalam konteks pasangan kekasih. Orang yang sanggup mencintai dianggap sebagai pribadi yang telah mencapai self-realization, karena mereka tidak mengijinkan egoisme menghabiskan ruang hatinya.

“Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13)

Jika kamu meluangkan waktu sedikit untuk berefleksi, saya yakin kamu akan menyadari bahwa ada orang-orang di sekitarmu yang menawarkan persahabatan tulus, mungkin orang-orang berkarakter ‘ajaib’ seperti yang saya ceritakan di atas, atau orang-orang ‘biasa’ yang sudah sekian lama berusaha dan menawarkan persahabatannya dalam duniamu. Atau, kamu sudah menyadari bahwa ada banyak sahabat dalam hidupmu, mereka yang siap sedia ada untukmu di saat suka maupun duka, mereka yang tetap ada meski saat kamu tidak dapat memberikan apa-apa kepada mereka… Pribadi yang tetap menerimamu apa adanya meski ketika kamu sudah mengecewakan atau menyakitinya. 

Hmmm… entah kenapa, sadar atau tidak, kita justru lebih mudah melukai orang-orang yang mencintai kita. Kenapa demikian? Mungkin karena kita tahu, seberapa pun kita mengecewakan mereka, mereka tetap akan mencintai dan menerima kita. 

Ketika Yesus berjalan di dunia ini, Dia pun menemukan orang-orang yang dengan tulus dan setia memberikan cinta dan persahabatan mereka. Yesus sendiri pun menawarkan cinta dan persahabatan itu kepada semua, hanya saja, tidak semua mau menerimanya.

Jika saat ini kamu merasa tidak memiliki seorang sahabat yang tulus dan setia, ambillah segera dua langkah ini. Yang pertama, jadilah sahabat Yesus, karena hanya Dialah yang mampu menunjukkan kepadamu apa itu persahabatan yang sejati. Langkah kedua, jadilah kamu terlebih dahulu, pribadi yang menawarkan persahabatan itu kepada orang-orang di sekitarmu, terutama mereka yang membutuhkan cinta yang tulus dan setia, tanpa mengharapkan balasan.

Happy Valentine’s Day

Sr. Carla Nugroho MC

Tambahkan Komentar Anda