Sabtu, 22 Januari 2022

Sadar atau tidak sadar, dampak massif dari pandemi covid-19 sangat terasa dalam bidang pendidikan. Berbagai strategi dan upaya serta solusi sudah sangat maksimal dilakukan oleh berbagai sekolah di bawah naungan menteri pendidikan dan kebudayaan. Mas Menteri Nadiem Makarim sangat berhati-hati dalam menerbitkan kebijakan-kebijakan mengenai kesehatan dan keselamatan yang selalu menjadi prioritas utama. Muncul varian baru saat ini, semakin mengkhawatirkan, sebab tingkat penyebaran dan penularannya sangat tinggi. Ada pun pertanyaan mendasar ialah sampai kapan kita harus menunggu pandemi covid 19 ini berhenti? Perlu diketahui, bahwa begitu banyak dampak pembelajaran secara online telah menghasilkan banyak anak yang putus asa bahkan putus sekolah karena kurangnya pemahaman dalam menerima dan menangkap materi yang diberikan.

Kita patut acungi jempol atas tindakan Kemdikbudristek dalam menanggapi kondisi yang sedang terjadi saat ini. Mas Nadiem cepat dan tanggap mengambil suatu keputusan. Beliau berpendapat bahwa kesenjangan kualitas antara yang punya akses teknologi dan yang tidak akan makin besar, sebab pembelajaran jarak jauh secara berkepanjangan bisa berefek sangat negatif dan permanen, atau mengarah pada ancaman terjadinya lost generation 2022. Salah satu terobosan yang patut diapresiasi dari Mas Nadiem adalah Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang tentunya disesuaikan dengan kondisi sekolah, zona tempat tersebut, pertimbangan hak anak, penerapan protokol kesehatan serta pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan.

Kemunculan kebijakan ini merupakan upaya pencegahan ancaman lost generation, sebab alasan utamanya ialah jika pendidikan anak-anak yang sedang tumbuh kembang tidak terfasilitasi dengan baik, maka fenomena lost generation benar-benar akan menjadi kenyataan. Istilah fenomena lost generation merujuk pada peristiwa pasca Perang Dunia I, ketika suatu kelompok sosial yang mengalami kebingungan dan kehilangan arah dalam hidup. Fakta yang sedang terjadi saat ini ialah adanya kesenjangan kualitas antara yang memiliki akses dan tidak memiliki akses teknologi. Selain soal jaringan internet, metode daring menjadi solusi untuk pendidikan kognitif (otak), namun bagaimana sisi afektif (kejiwaan) dan sisi skill (ketrampilan)? Maka efektifitas metode daring masih dipertanyakan dan perlu dikaji ulang.

Pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat merupakan syarat mutlak dilaksanakannya PTM, sehingga tim satgas SD Katolik Santa Clara Surabaya berkerja sama dengan tim vaksin pukesmas Pucang kembali menggelar vaksinisasi tahap tiga atau booster. Fokus sasaran pertama adalah tenaga pendidik yang mempersiapkan diri untuk PTM SD Katolik Santa Clara menuju 100%. Kegiatan vaksinasi booster juga merupakan kesiapan sekolah membuka diri dan menerima kedatangan para siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 secara langsung, dengan kata lain SD Katolik Santa Clara Surabaya secara berkala melakukan kesiapan demi kesiapan bagi kenyamanan para guru, para wali murid dan para pendidik. Vaksinasi Booster Moderna untuk tenaga pendidik merupakan yang pertama dilakukan pihak sekolah untuk 59 orang mitra kerja SD Katolik Santa Clara Surabaya yang sebelumnya sudah melakukan vaksinasi tahap satu dan dua. Harapannya setelah melakukan vaksin booster pada hari ini, tentunya tenaga pendidikan dapat melaksanakan tatap muka lebih enjoy dan lebih maksimal saat mengajar siswa-siswi.

Pada akhirnya, SD Katolik Santa Clara Surabaya siap mengikuti arahan yang telah diberikan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk melacarkan wacana PTM 100%. Kesiapan sekolah antara lain membuat prosedur pencegahan pelanggran prokes, mengawasi dan menindak tegas jika terjadi pelanggaran prokes, melarang masuk bagi mitra kerja maupun siswa yang mengalami sakit, memperhatikan kapasitas jumlah siswa-siswi yang mengikuti pembelajaran tatap muka, mengatur ulang ruangan kelas sehingga ada jarak yang memadai antara siswa serta guru, mengatur durasi dan frekuensi waktu pembelajaran juga menjadi prioritas serta melakukan vaksinisasi kepada tenaga pendidik dan peserta didik. Pihak sekolah senantiasa melihat bahwasanya PTM merupakan tantangan baru yang harus dijawab dan dijalani untuk menemukan kapasitas dan potensi baru yang dapat dikembangkan untuk keselamatan peserta pendidik dengan didukung upaya-upaya cerdas dalam memajukan pendidikan dan pembentukan kader bangsa dan gereja.

 

Willyam Antonius F.W., S. Fil

1 Comment

  • Posted January 28, 2022 2:15 am
    by
    Misionaris Claris Indonesia

    Terima kasih kepada para bapak ibu guru, juga bapak-ibu aparat keamanan maupun kesehatan yang telah mendukung kami.

Tambahkan Komentar Anda